Liputan6.com, Jakarta Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan jangan biasakan anak hidup dengan kekerasan di rumah agar tidak melakukan kekerasan di luar rumah.
"Dari rumah harus diajarkan dan dibiasakan bahwa menyelesaikan masalah tidak harus pakai kekerasan," kata Vera di Jakarta, Kamis.
Baca Juga
Orang tua harus mengevaluasi seperti apa penerapan disiplin kepada anak di rumah.
Advertisement
Bila anak terbiasa mendapat cubitan atau pukulan di rumah, ketika menghadapi masalah di luar rumah pun ia akan berpikir dapat diselesaikan dengan cara yang serupa.
"Ketika dia terlibat dalam situasi tertentu dia akan pakai apa yang ia pelajari di rumah," katanya.
Vera menambahkan meski rumah harus dibuat senyaman mungkin bagi anak, bukan berarti anak dibiarkan begitu saja.
"Perlu aturan tegas, konsekuensi kalau misalnya dia melanggar. Tapi tidak pakai kekerasan," kata dia.
Komisi Nasional Perlindungan Anak menerima 2.726 laporan kekerasan terhadap anak pada bulan Januari hingga September 2014 dan 26 persen pelakunya merupakan anak di bawah usia 14 tahun.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengimbau orang tua untuk menjadikan rumah seramah mungkin bagi anak agar kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh anak berkurang.
"Keluarga harus mau mengubah pola asuh dari otoriter menjadi partisipatif," kata Arist.
Menurut dia, masalah yang ada di rumah dibicarakan dan banyak melibatkan pendapat anak.
"Rumah betul-betul jadi garda terdepan untuk melindungi anak."