Sukses

Art for Autism, Bukti Penyandang Autis Bisa Berkarya

Sebuah gerakan untuk membuktikan bahwa anak-anak penyandang cacat bisa membuat karya seni.

Liputan6.com, Jakarta Kurangnya informasi dan pemahaman terhadap penyandang autis membuat sebagian masyarakat memiliki pandangan negatif terhadap penyandang autis. Sebagian menganggap bahwa penyandang autis merupakan sosok aneh yang tak bisa mandiri apalagi berkarya. Nyatanya, banyak karya seni menarik yang mampu dihasilkan para penyandang autis.

Inilah yang membuat remaja asal Jakarta, Christie Hartono (17) mendirikan Art fo Autism, sebuah bentuk kampanye untuk membangun kesadaran kepada masyarakat luas bahwa penyandang autis bisa berkarya.

"Selama ini saya lihat bahwa anak-anak penyandang autis itu bisa membuat karya seni. Banyak juga yang senang melukis atau menggambar untuk itulah kenapa didirikan Art for Autism ini," ungkapnya ditemui di pameran lukisan karya penyandang autis di Mal Kota Kasablanka pada Minggu (30/11/2014).

Gerakan yang terinspirasi dari sang adik yang penyandang autis ini telah berjalan selama enam bulan. Lewat berbagai cara, ia pun mengkampanyekan acara ini salah satunya lewat sosial media seperti Facebook, Instagram, dan website www.artforautismindo.com.

Selain lewat sosial media, gadis yang akrab disapa Christie ini pun menghimpun belasan lukisan karya penyandang autis bekerjasama dengan MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia) dalam acara Jakarta Kids Festival 2014. Nampak, aneka hasil karya lukisan penyandang autis tak kalah bagusnya dengan hasil karya orang normal. 

Ia berharap dengan aneka kampanye yang telah dilakukan dirinya bersama Art for Autism membuat masyarakat tak lagi memandang penyandang autis secara negatif lagi. Namun manusia yang juga mampu berkarya.

2 dari 2 halaman

Aneka Program Art for Autism

Selain itu, aneka aktivitas lain pun pernah dilakukan Art for Autism yaitu:

- Art Workshop di British International School Jakarta (BISJ)

Bekerjasama dengan MPATI, belasan anak penyandang autis mendatangi art workhsop art British International School Jakarta pada 11-12 September lalu. Para penyandang autis bersama dengan siswa BISJ berkreasi menciptakan aneka karya seni dengan menggunakan aneka bahan kanvas, crayon, cat hingga clay.

 

- Siblings Discussion Program

Bersama seorang kakak yang memiliki adik penyandang autis asal Amerika Serikat, Christie berdiskusi tentang bagaimana menghadapi adik dengan kondisi seperti ini. Selain itu ada juga saling menulis surat antara penyandang autis di Amerika Serikat dan Indonesia. Mereka pun acapkali bertukar hasil karya seni yang dilakukan.

- Autism Awareness Day di British International School Jakarta (BISJ)

Pada tanggal 7 November lalu, Christie meminta pihak sekolah agar komunitas sekolah memakai baju berwarna biru sebagai tanda dukungan kepedulian terhadap penyandang autis.

 

Video Terkini