Sukses

Bahaya Bila Saat Makan Langsung Telan dan Tidak Dikunyah

Siapa sangka, kebiasaan malas mengunyah makanan ternyata bisa berisiko diabetes.

Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka, kebiasaan malas mengunyah makanan ternyata bisa berisiko diabetes. Mengapa demikian? Karena menurut Ahli penyakit dalam yang juga ketua Panitia Jakarta Diabetes Meeting 2014, dr.Dante S.Herbuwono, SpPD-KEMD,PhD, bila diperhatikan, kita mengalami perubahan pola perilaku dan evolusi manusia yang membuat manusia modern seperti saat lebih malas mengunyah karena makanan yang tersedia kebanyakan lebih lunak dan lembut.

"Eskrim, yogurt dan makanan lunak lain membuat manusia modern cenderung malas mengunyah. Wajar, karena bila dilihat dari komposisi otak manusia modern dibandingkan manusia zaman dulu, otak kita lebih besar sehingga pasti akan mencari makanan yang enak. Sayangnya, ini bukan kabar baik karena kebiasaan ini ternyata berdampak pada risiko diabetes," kata Dante, seperti ditulis Minggu (21/12/2014).

Dante menambahkan, diabetes terjadi karena adanya penumpukan gula darah dalam darah. Hal ini disebabkan oleh gula yang seharusnya menjadi sumber energi menumpuk di darah dan mengganggu kinerja insulin sehingga menyebabkan sejumlah komplikasi. Jadi yang diobati oleh dokter bukanlah penyakit diabetesnya melainkan dijaga supaya pasien tidak terkena komplikasi.

Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Penyakit ini timbul terkait perubahan hidup akibat modernisasi. Dengan melakukan modifikasi gaya hidup, dengan pengaturan makanan dan aktifitas fisik, diabetes dapat diperlambat atau ditunda kemunculannya.

Bagi pasien yang sudah terkena diabetes perlu dilakukan upaya pencegahan komplikasi kronis dengan cara mengendalikan kadar gula darah semaksimal mungkin, mengendalikan tekanan darah, kolesterol, dan berat badan. Baik dengan edukasi pengendalian berat badan, perubahan gaya hidup, obat obatan sampai pemberian insulin diharapkan dapat mengendalikan gula darah.

Berdasarkan data dari International Diabetes Federation Edisi keenam tahun 2013, dikatakan bahwa penderita diabetes didunia sebanyak 382 juta orang dengan 46% diantaranya tidak terdiagnosa. Penderita di Asia Pacific terdapat 72 juta jiwa, dengan kemungkinan pada tahun 2035 terjadi peningkatan penderita diabetes sebesar 70.6%.