Liputan6.com, New York Pada umumnya saat mencuci pakaian, semua pakaian direndam kemudian dicuci secara bersamaan. Namun hal yang tidak sama dilakukan oleh profesor mikrobiologi dari University of Arizona, Cherles Gerba. Ia menyarankan untuk mencuci pakaian dalam paling terakhir karena dalam satu pakaian dalam terdapat ratusan ribu bakteri feses.
"Coba Anda mencuci celana dalam saja ke dalam mesin cuci. Pasti akan ditemukan sekitar 100 juta E.coli di air cucian. Dan ini bakteri ini masih tersisa di mesin cuci dan akan berpindah ke cucian selanjutnya," terang Gerba seperti dikutip laman ABC News, Selasa (23/12/2014).
Menurutnya, dalam satu pasang pakaian dalam terdapat sepersepuluh kotoran manusia. Di dalamnya bisa saja mengandung kuman berbeda-beda pada setiap orang mulai dari virus hepatitis A, norovirus, rotavirus, salmonella, dan E.coli.
Deterjen memang tak cukup ampuh untuk membuat bakteri itu lenyap. Gerba menyarankan untuk membilas pakaian dalam menggunakan air panas untuk mematikan bakteri-bakteri yang ada.
"Sebagian besar orang menggunakan air tak cukup panas dalam membilas pakaian dalam. Pastikan air yang digunakan panas di atas 70 derajat Celcius untuk membuat mati bakteri," ungkapnya.
Untuk memastikan kuman dan bakteri jahat bersarang di mesin cucinya, setiap minggu Gerba memasukkan' satu cup cairan pemutih ke mesin cuci, lalu menuang air ke dalamnya dan nyalakan mesin cuci untuk membunuh kuman yang ada.
Waspadai Mesin Satu Ini, Jutaan Kuman Hidup di Dalamnya
Mulai sekarang cobalah tak memasukkan semua pakaian dalam mesin cuci atau bakteri banyak yang tertinggal di dalamnya.
Advertisement