Liputan6.com, New York Emosi yang kuat bisa membuat seseorang meneteskan air mata. Apakah itu sedih atau bahagia, air mata dengan sendirinya membasahi mata. Orang-orang yang sedang emosinya kuat cenderung kewalahan yang menyebabkannya menangis.
Sebuah penelitian berusaha mencari tahu jawaban dengan memeriksa dua ekspresi. Contohnya orang yang bahagia ekstrem dan mulai tertawa serta menangis. Peneliti meminta responden melaporkan emosi mereka setelah melihat foto bayi. Setengah foto dimodifikasi sehingga bayi memiliki wajah bulat dan mata besar.
Fitur yang berlebihan itu membuat bayi terlihat sangat lucu. Peserta yang melihat foto-foto bayi yang sudah diedit itu melaporkan merasakan emosinya begitu kuat. Para peserta mengatakan bahwa mereka merasa senang yang membuat emosinya luar biasa.
Para peserta ini juga lebih memilih ekspresi agresif seperti ingin mencubit bibi bayi. Namun, mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatur emosi dibandingkan peserta yang tak memilih ekspresi agresif seperti dilansir MedicalDaily, Rabu (24/12/2014).
Penulis utama studi Oriana Aragon, PhD, seorang psikolog di Universitas Yale, mengatakan bahwa orang yang emosinya lebih kuat cenderung melapor bahwa mereka ingin menangis ketika acara yang membahagiakan, seperti bersatunya kembali orang yang dicintai. Para peneliti menyimpulkan bahwa air mata merupakan bentuk ekspresi yang normal bagi kebanyakan orang.
Penelitian ini dipublikasikan di Jurnal Psychological Science.