Sukses

Kirim Pesan di Ponsel Layar Sentuh Bikin Otak Berubah

Menggunakan ponsel layar sentuh bisa mengubah otak seseorang. Dengan kata lain, otak bisa dibentuk dengan ponsel milik Anda.

Liputan6.com, London Hampir di setiap sudut ada saja orang yang sibuk dengan telepon seluler (ponsel) yang sudah menggunakan layar sentuh. Salah satu yang dilakukan adalah berkirim pesan. Padahal, kegiatan ini bisa mengubah otak Anda. Dengan kata lain, otak bisa dibentuk menggunakan teknologi digital milik pribadi.

Sebuah penelitian menunjukkan gerakan jari yang berulang di layar sentuh smartphone akan mengubah proses sensorik di otak.

Temuan menunjukkan, kegiatan sehari-sehari seperti menggunakan smartphone bisa mengajarkan tentang plastisitas otak, yang merupakan kemampuan jaringan saraf agar sesuai dengan perubahan di dalam tubuh atau lingkungan.

"Smartphone menawarkan kita kesempatan untuk memahami bagaimana kehidupan normal membentuk otak orang biasa," kata peneliti Arko Gosh, seorang neuroscientist di University of Zurich, Swiss, seperti dilansir Livescience, Kamis (25/12/2014).

Seluruh permukaan tubuh dipetakan di bagian otak yang disebut korteks somatosensori, yang menerima sinyal dari reseptor sensorik pada kulit dan organ tubuh lainnya. Misalnya Anda menyentuh sesuatu dengan jari Anda, atau jika Anda menggigit lidah Anda, daerah korteks yang sesuai dengan tempat-tempat di dalam tubuh akan menerima sinyal.

Tetapi daerah-daerah tersebut dapat beradaptasi dan menjadi lebih sensitif saat bagian tubuh tertentu sering digunakan.

Contohnya saja, pemain biola menunjukkan aktivitas yang lebih besar dalam  korteks somatosensori dalam menanggapi sentuhan ujung jari, dibandingkan orang yang tak menggunakan jari-jari mereka.

Dalam penelitian ini, ilmuwan memeriksa apakah orang yang sering menggunakan jari-jarinya untuk smartphone mengalami perubahan di korteks somatosensori. Peneliti menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik otak dalam menanggapi sentuhan ibu jari, telunjuk dan jari tengah.

Dari 37 peserta dalam penelitian, 26 menggunakan smartphone layar sentuh dan 11 digunakan ponsel kuno.

Hasilnya, peserta yang menggunakan layar sentuh memiliki aktivitas yang lebih besar di daerah otak yang berhubungan dengan ujung jari, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan ponsel.

Menariknya, para peneliti mengatakan, perubahan ini ada pada pengolahan informasi sensorik yang berkaitan erat dengan seberapa intens dan seberapa sering orang menggunakan jari-jari mereka, terutama ujung ibu jari mereka.

"Hebatnya, ujung ibu jari sangat sensitif terhadap fluktuasi sehari-hari dalam penggunaan telepon: semakin pendek waktu dalam intensitas penggunaan telepon, semakin besar potensi kortikal yang berhubungan dengannya,"tulis para peneliti dalam studi mereka, diterbitkan dalam jurnal Current Biology.

Temuan menunjukkan bahwa gerakan halus yang berulang pada layar sentuh mengubah bentuk pengolahan sensorik dari tangan dan representasi ibu jari yang diperbarui setiap hari, tergantung pada penggunaannya," kata para peneliti.