Liputan6.com, Jakarta Tahun 2014 ini adalah tahun terburuk dalam dunia kesehatan karena mewabahnya Ebola dibanyak negara Afrika. Meskipun begitu, kabar gembiranya adalah menjelang akhir tahun ini sekitar 70 persen pasien Ebola di Sierra Leone dinyatakan sembuh.
Dilansir dari Fox News, Senin (29/12/2014), tingkat kematian akibat Ebola akhir-akhir ini memang terus berkurang meskipun tidak ada obat-obatan tertentu untuk melawan virus tersebut.Â
Wabah Ebola mulai menyebar pada Desember tahun lalu di Afrika Barat seperti Guinea. Dari saat itu, hampir ada 20 ribu kasus dan lebih dari 7.500 orang meninggal terutama di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone, demikian menurut WHO.
Advertisement
Dalam surat yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, Dr Kathryn Jacobsen dari George Mason University di Virginia mengatakan bahwa perawatan penderita Ebola selama ini adalah pemberian antibiotik, obat malaria, ibuprofen, nutrisi intracena, obat anti-mual dan perawatan suportif lainnya.
Selama perawatan tersebut, 31 persennya meninggal dunia, termasuk 38 orang yang telah meninggal saat dokter tersebut baru datang. Terhitung sejak 5 November, angka kematian kurang dari 24 persen.
Penurunan juga terlihat dalam beberapa kasus, terutama seiring dengan bertambahnya waktu dan pengalaman serta pengobatan kasus yang terdeteksi dengan lebih cepat. Laju wabah ini juga melambat.
Pada bulan September lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa skenario terburuk adalah 1,4 juta kasus akan terjadi pada pertengahan Januari. Bulan November, kembaga tersebut mengatakan bahwa prediksi mereka tidak akan terjadi.
Untuk diketahui, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin tertentu untuk melawan Ebola, meskipun memang beberapa eksperimen sedang dipersiapkan untuk diuji.