Liputan6.com, Jakarta Memasuki hari ke-7 pencarian dan evakuasi Pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh 28 Desember 2014, setidaknya 30 jenazah telah ditemukan. Sementara pencarian badan pesawat masih terus dicari.
Belajar dari pengalaman berharga yang dialami awak kabin dan penumpang Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu, mungkin ada baiknya bagi kita semua untuk kembali peduli dan memperhatikan dengan seksama prosedur penyelamatan penumpang apabila pesawat mengalami kecelakaan.
Seperti disampaikan dokter penerbangan dr Iwan Trihapsoro, SpKK, SpKP, FINSDV, FAADV dari Lakespra Saryanto bahwa bila pesawat melakukan pendaratan di air (water landing/ditching), maka penumpang akan diinstruksikan untuk mengenakan pelampung. Penumpang juga diharapkan mengikuti instruksi awak kabin dalam melaksanakan tindakan keluar dari pesawat melalui pintu darurat yang sudah disiapkan.
"Pada saat akan mendarat biasanya penumpang akan diinstruksikan untuk duduk dalam posisi mendarat darurat. Setelah pesawat berhasil mendarat di air maka pintu darurat akan dibuka. Penumpang diharapkan segera keluar dengan mengenakan jaket pelampung. Begitu telah berhasil keluar pesawat maka pelampung segera dikembangkan dan menjauh dari pesawat dan berenang menuju pantai atau perahu karet," katanya melalui pesan elektronik yang diterima Liputan6.com, Sabtu (3/1/2015).
Ketika sudah berada di laut, kata dia, Anda dapat mencapai perahu karet yang berasal dari pesawat, bila memungkinkan lakukan tindakan seperti hentikan perdarahan, lindungi luka, imobilisasi patah tulang dan tindakan P3K lainnya.
"Bila memungkinkan para penumpang atau perahu karet saling mengikatkan diri. Pastikan tiap penumpang memiliki alat penanda atau survival kit. Bila ada bagian pakaian atau sepatu yang tajam sebaiknya dibuang karena dapat membocorkan pelampung atau perahu karet. Segera menjauh dari pesawat ke daerah aman. Naikkan kanopi perahu untuk perlindungan tambahan," terangnya.
Tips penting dalam upaya penyelamatan yaitu:
1. Jangan panik
Advertisement
Awak akan menolong penumpang untuk melakukan tindakan keluar dari pesawat sesegera mungkin. Tindakan ini akan sia-sia bila penumpang panik dan ingin melakukan sendiri tanpa memperhitungkan keselamatan penumpang lain. Disamping itu awak kabin harus terlatih juga menangani prosedur kedaruratan tersebut.
2. Gunakan pakaian senyaman mungkin
Pakaian sangat berguna untuk memberi kehangatan pada saat dingin atau malam dan melindungi kulit dari sinar matahari pada saat siang. Namun bahan pakaian ada yang menyerap air lebih banyak daripada bahan pakaian lain. Bahan wol akan melindungi lebih baik daripada katun. Jadi pakaian jangan dilepas, kecuali bila terlalu berat dan mengganggu misalnya jas panjang.
Bila terendam di air terlalu lama maka kulit akan mengalami maserasi, dimana kulit akhirnya mengelupas. Sementara sengatan matahari dapat membuat kulit terbakar. Pakaian, topi, kanopi akan sangat bermanfaat untuk melindungi kulit.
3. Jangan minum air laut
Air laut mengandung garam. Bila terminum maka air dalam sel tubuh akan keluar dari sel untuk mencairkan garam dan keluar dari tubuh sehingga sel tubuh kehilangan banyak air dan mengalami dehidrasi. Akan timbul gejala mual, muntah, halusinasi, kejang ,koma , kerusakan otak dan gagal ginjal.
Terakhir, Iwan menyampaikan bahwa keinginan bertahan hidup yang kuat dapat menjadi penyelamat. Sebab berapa lama penumpang pesawat bisa bertahan hidup ketika pesawat jatuh ke laut, kata dia, tergantung pada kondisi tubuh penumpang saat kecelakaan, apakah terdapat luka atau tidak. Lukanya ringan atau parah. Juga tergantung apakah dapat mencapai perahu karet yang berisi alat-alat survival atau obat dan air tawar dan makanan.
"Yang paling besar pengaruhnya adalah tekad untuk bertahan hidup. Gunakan semaksimal mungkin peralatan atau benda yang ada dipermukaan laut untuk bertahan hidup," pungkasnya.