Liputan6.com, Jakarta Paradigma terhadap kepemilikan tato sudah bergeser di saat ini. Dahulu tato cukup identik dengan image seram dan suram sehingga kerap kali dipakai oleh para kriminal atau budak. Sekarang, siapa pun bisa memiliki tato tanpa perlu khawatir dengan sudut pandang negatif.
Motivasi memiliki tato memang berbeda-beda bagi tiap orang. Namun, risiko jangka pendek maupun panjang dari tato hampir sama bagi tiap orang seperti yang dilansir dari laman HealthAim, Jumat (9/1/2015).
Proses pemakaian tato yang melibatkan penyuntikkan semacam pigmen ke dalam kulit dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti infektif. Cairan tinta yang tidak diketahui jelas kandungannya bisa juga memunculkan alergi pada kulit. Hal-hal ini terjadi berutama bagi pemilik kulit sensitif.
Advertisement
Sama seperti risiko dari tindikan, risiko jarum menyebabkan ruam atau pembengkakan parah bisa terjadi. Terlebih lagi, apabila jarum yang digunakan harus tidak steril maka risiko tertularnya penyakit HIV dan Hepatitis sangat mungkin terjadi. Umumnya, risiko ini lebih mudah terjangkit dari tempat pemasangan tato ilegal.
Selain risiko-risiko berbahaya di atas, beberapa risiko jangka pendek pun cukup banyak. Wujud tato baru sempurna sekitar 2 minggu. Pada proses penyempurnaan tersebut, dilarang merendam bagian bertato ke dalam air karena bisa mempercepat perkembangan bakteri penyebab infeksi. Selain itu, pemakaian pakaian ketat pun dapat menganggu proses ini.
Untuk mencegah risiko jangka pendek ini, dibutuhkan perawatan rutin ke salon untuk menjaga sterilitas dari bahan yang digunakan. Menjaganya dari paparan sinar matahari langsung dan tidak menggaruk tato saat gatal pun sangat dianjurkan.