Liputan6.com, Jakarta Walau sudah jarang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, tetapi di desa-desa daerah terpencil terutama di kawasan timur Indonesia, angka kematian ibu dan anak akibat melahirkan masih tinggi. Salah satu faktor utamanya adalah adalah terlambat membawa ibu yang hendak melahirkan ke rumah sakit atau puskesmas. Ini terjadi karena jauhnya fasilitas kesehatan, tenaga medis yang tidak siap, infrastruktur jalan yang rusak, hingga sulitnya mendapatkan alat transportasi.
Karna itu Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Fahira Idris mengatakan, Program Indonesia Sehat yang digagas Presiden Jokowi harus bisa turunkan angka kematian ibu dan anak. Program Indonesia Sehat idealnya menjawab persoalan mendasar pelayanan kesehatan yang sangat kompleks. Salah satunya, masih tingginya angka kematian ibu dan anak akibat minimnya infrastruktur.
Baca Juga
“Sudah fasilitas kesehatannya jauh, sarana transportasi sulit, jalan yang harus dilalui rusak, setelah sampai di rumah sakit tenaga medis tidak siap, menjadi salah satu sebab nyawa ibu atau anak tidak tertolong,” ujar Wakil Ketua Komite III DPD yang salah bidang kerjanya adalah persoalan kesehatan ini, di Jakarta, Jumat (09/01/2014).
Advertisement
Menurut Fahira, pelayanan kesehatan tidak dapat dilepaskan dari kondisi infrastruktur di sebuah daerah baik infrastruktur jalan maupun infrastruktur kesehatan itu sendiri. Untuk itu, DPD meminta kementerian terkait terutama Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, BKKBN dan lembaga terkait lainnya duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan ini.
Bagi Fahira, masih tingginya angka kematian ibu dan anak adalah persoalan serius bagi Indonesia. Maju atau mundurnya peradaban sebuah bangsa sangat ditentukan bagaimana negara tersebut memperlakukan perempuan dan anak-anak.
“Saya harap program Indonesia Sehat itu komprehensif dan melibatkan berbagai kementerian/lembaga dan lintas stakeholders, bukan sekedar berobat gratis seperti yang dimunculkan saat ini. Buat apa berobat gratis, tapi masyarakat tidak bisa menjangkau fasilitas kesehatan akibat keterbatasan akses,” tegas aktivis perempuan ini.
Oleh karena itu, lanjut Fahira, masih tingginya angka kematian ibu dan anak ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Pemerintahan yang baru ini diharapkan punya terobosan menurunkan angka kematian ibu dan anak yang setiap tahun terus meningkat di Indonesia. Sebagai informasi, jumlah angka kematian ibu dan anak di Indonesia dalam lima tahun terakhir semakin tinggi. Bila sebelumnya, jumlah angka kematian ibu dan anak hanya 228 per 100.000 kelahiran hidup, namun pada tahun 2013 lalu melonjak menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.