Liputan6.com, Jakarta Sepekan usai ribuan unggas mati karena flu burung di Pedukuhan Sedan, Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah Kulonprogo belum ditemukan warga yang terindiaksi tertular virus H5N1. Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Bambang Haryanto mengatakan hingga Senin (12/1) belum ada laporan warga yang mengalami panas tinggi, demam dan sesak nafas yang menjadi penanda penyakit flu burung.
"Pengamatan kasus di lapangan ke penderitanya ya sampai sekarang pengamatan kami belum ada kasus yang mengarah ke sana panas dan demam tinggi yang ga sembuh sembuh dan sesak nafas. Jadi kami bersama petugas puskemas mengamati penderita atau masyarakat di sekitar unggas yang mati," ujar Bambang.
Sementara itu senada dengan Kepala Dinkes petugas participatory disease surveillance response (PDSR)Â Kulonprogo Fefti Dewi mengatakan hingga Senin hari ini pihakny belum mendapati adanya warga yang terindikasi tertular penyakit avian influenza. Fefti mengatakan salah satu tanda terkena flu burung yaitu mengalami panas tinggi. "Sampai hari ini laporan tidak ada masyarakat yang sakit dan panas. Kita akan pantau 14Â hari sejak tanggal 9 Jumat kemarin," ujar Fefti.
Fefti melanjutkan masa inkubasi virus ini mulai rata rata dari 3 sampai 7 hari. Oleh karenanya pihaknya akan terus memantau perkembangan virus hingga 14 hari kedepan. "Masa inkubasi paling pendek itu 3 hari sampai 7 hari pastinya sampai aman ya kita pantau selama 14 hari," ujarnya. (Fathi mahmud)
Tak Ada Kasus Demam Flu Burung di Kulonprogo
Sepekan usai kematian ribuan unggas di Kulonprogo, Yogyakarta tidak ada kasus demam akibat flu burung di tempat ini
Advertisement