Sukses

Meski Terganggu Pendengaran, Anak-anak Juga Bisa Main Alat Musik

Penelitian menunjukkan belajar memainkan alat musik meski itu drum bisa membantu mengatasi gangguan pendengaran.

Liputan6.com, London Orang yang mengalami gangguan pendengaran sering berakhir dengan frustasi. Ini bisa menyebabkan dirinya depresi. Bermain alat musik bisa menjadi solusinya.

Les piano tampaknya bukan ide yang baik bagi Anda yang tuna rungu. Tapi, penelitian menunjukkan belajar memainkan alat musik meski itu drum bisa membantu mengatasi gangguan pendengaran.

Penelitian menyarankan belajar instrumen apapun, bahkan drum bisa membantu melatih pendengaran. Secara khusus, cara itu bisa meningkatkan pendengaran dengan lingkungan bising.

Nina Kraus, seorang profesor neurobiologi, fisiologi dan THT di Northwestern University di Amerika Serikat, pada 2013 melakukan penelitian terhadap 18 musisi dan 19 non musisi dengan usia 45 hingga 65 tahun. Semuanya kehilangan pendengarannya. Ia kemudian mengetes pendengaran dengan lingungan yang bising, dengan memantau aktivitas listrik dari saraf di otak dalam menanggapi suara, dengan menggunakan elektroda di kulit kepala.

Penelitian ini diterbitkan di Jurnal Hearing Research dan ditemukan orang yang memainkan alat musik lebih baik dalam mendeteksi suara dengan latar belakang bising, pengolahan suara, dan mengingat apa yang mereka dengar.

"Saraf-saraf di otak musisi merespons lebih jelas dan tepat dibandingkan non-musisi," kata Profesor Kraus.

Dengan belajar instrumen, katanya, seseorang dapat mengembangkan keterampilan pendengaran yang meningkatkan kemampuan mendengar untuk suara dan berbicara.

"Musisi mengungguli non-musisi dalam mengingat apa yang mereka dengar, dan keterampilan ini diperlukan untuk mendengar di lingkungan yang bising. "

2 dari 2 halaman

Belajar instrumen

Belajar instrumen

Sementara itu Spesialis Audiologi National Deaf Children's Society, Vicki Kirwin, mengatakan, anak-anak yang tunarungu atau memiliki masalah pendengaran bisa mendapatkan manfaat dengan belajar instrumen.

"Ada mitos bahwa orang-orang tuli tidak bisa mendengar musik, oleh karena itu tidak ada yang mencoba untuk membuat mereka terlibat," katanya seperti dilansir Dailymail, Rabu (14/1/2015).

Dia mengatakan anak-anak dengan gangguan pendengaran sering ingin bermain instrumen, namun guru menganggap mereka tidak akan mampu melakukannya. "Yang penting adalah instrumen yang dipilih adalah dengan pitch yang bisa anak dengar," ujarnya.

Matthew English (9) termasuk yang merasakan manfaat alat musik. Ia lahir dengan unilateral microtia atresia, yang membuat telinga kirinya tak berkembang. Dan ini membuatnya mengandalkan alat bantu dengar sejak berusia empat tahun.

Menjadi tuli di satu telinga membuat tahun awal Matthew berat. Ia kesulitan berkonsentrasi, masalah kesimbangan, dan tak percaya diri. Kemudian pada April 2013 ia bermain biola dan semua berubah.

"Kepercayaan dirinya meroket karena sekarang dia tahu bisa mencapainya," kata ibunya Janice (49) dari Kent.

Matthew diajarkan di ruangan yang tenang, dan gurunya mempertahankan kontak mata, jadi dia bisa membaca petunjuk dari bibir.

Video Terkini