Liputan6.com, Sri Lanka Penduduk Sri Lanka dilanda kecemasan selama beberapa tahun akibat `serangan` penyakit ginjal misterius yang menewaskan ribuan orang di daerah Rajanganaya, Sri Lanka.
Dilaporkan sebanyak 20.000 orang meninggal dunia dan 400.000 lebih individu mengalami kesakitan. Dampaknya, kaki mereka mengalami kegemukan akibat cairan yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan sepenuhnya. Maka itu, mereka dilarang meminum air dalam jumlah yang banyak.
Sejumlah desa di Sri Lanka pun melaporkan telah terjadi 10 kematian akibat dari penyakit ginjal misterius.
Dua tahun lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat melakukan satu tindakan untuk mencari tahu apa penyebab dari penyakit ginjal ini. Sayang, WHO tidak dapat menemukan penyebab jelasnya.
Sejauh ini, bahan kimia pertanian dan minimnya fasilitas cuci darah (dialisis) bagi penderita gagal ginjal di Sri Lanka menjadi penyebab terjadinya penyakit ginjal misterius ini.
"Dua prioritas pemerintah Sri Lanka saat ini seharusnya adalah menyediakan pasokan air minum yang aman kepada warga, dan mengeluarkan aturan tegas soal penggunakan pestisida," kata salah seorang peneliti dari WHO di Jenewa, Shanthi Mendis.
Lebih lanjut Shanthi, menjelaskan bahwa dua tahun lalu 15 persen terjadi di tiga distrik di Sri Lanka yang menimpa banyak kaum wanita dan pria berusia di atas 39 tahun.
Ketakutan melanda
Ketakutan Landa Warga Sri Lanka
Seorang warga bernama Kalyani Samarasinghe (47), mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, baru dapat diketahui seseorang menderita penyakit ginjal setelah dilakukan otopsi.
Alasan inilah yang membuat ratusan penduduk berbondong-bondong mendatangi pusat kesehatan secara rutin agar terhindar dari penyakit ginjal. Saking takutnya, ada juga masyarakat yang rela datang setiap hari, apalagi bila mereka memiliki sejumlah tanda yang kira-kira mengarah ke kondisi tersebut.
Bahkan, ketakutan akan berubah menjadi kepanikan tatkala seorang dokter menganjurkannya untuk menjalani tes urine.
"Jika Anda merasakan sakit di bagian perut, maka yang terlintas di pikiran Anda adalah apakah itu penyakit ginjal?," kata Kalyani seperti dikutip Independent, Senin (19/1/2015)
Kalyani yang mewakili masyarakat di sana berharap ada pihak yang berkenan membantu mereka melakukan pemeriksaan sedini mungkin untuk memperlambat terjadinya kondisi ini, yang biasanya tidak menghasilkan gejala apa pun. "Terlebih pada anak-anak," kata dia.
Berhubung tidak sedikit individu yang ketakutan, Spesialis Ginjal dari Rumah Sakit di Anuradhapura, Dr. Rajeeva Dassanayake `turun tangan` agar mereka lebih tenang dalam menghadapi masalah ini.
"Anda tidak perlu takut dan lari dari tempat ini," kata Rajeeva.
Advertisement