Sukses

Teknologi PGS Tingkatkan Keberhasilan Bayi Tabung

Ada teknologi terbaru yang mampu mengetahui kelainan pada kromosom sebelum dilakukan implantasi yang bernama PGS.

Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan in vitro fertilization (IVF) atau yang masyarakat kenal sebagai bayi tabung kini telah mencapai 40 persen. Sisanya urung berhasil karena beberapa faktor. Kemungkinan besar disebabkan adanya permasalahan kromosom pada embrio. Untungnya kini sudah ada teknologi terbaru yang mampu mengetahui kelainan pada kromosom sebelum dilakukan implantasi (penempelan embrio pada rahim) yang bernama Pre-implantation Genetic Screening (PGS).

Di Indonesia, untuk pertama kalinya teknologi PGS akan diterapkan oleh Morula IVF Indonesia yang bekerjasama dengan Reproductive Health Science Ltd Australia.

"Lewat teknologi ini bisa diketahui mana embrio dengan kromosom yang baik mana yang tidak. Sehingga bisa diambil cukup satu embrio untuk dimasukkan ke dalam rahim ibu sehingga kemungkinan keberhasilan program ini meningkat," terang Direktur Pengembangan Produk dan Teknologi PT BundaMedik Healthcare System, dokter van R. Sini, SpOG., pada kesempatan di RSU Bunda Jakarta pada Selasa (20/1/2015).

PGS bisa mendeteksi 24 kromosom itu pada manusia yaitu dengan teknologi yang terbaru yang saat ini berkembang bernama array-Comparative Genomic Hybridization (aCGH). Teknologi ini memungkinkan laboratorium untuk mendapatkan jawaban analisa kromosom dari satu sample sel yang dalam hitungan jam sampai maksimal  24 jam.

Berbeda dengan cara yang berlaku pada umumnya ketika untuk mengetahui embrio good dan excellent dengan menganalisa bentuk embrio. Hal ini menyebabkan kemungkinkan implantasi  30-40 persen, kemungkinan terjadinya keguguran pun masih tinggi, serta kemungkinan terjadinya kematian atau kelahiran bayi dengan kelainan kromosom.

Lewat teknologi PGS, angka implantasi meningkat sehingga dapat menurunkan angka keguguran serta meningkatkan angka kelahiran bayi hidup. Pada studi RCT (Randomized Control Trial) yang membandingkan embrio yang baik secara morfologi (bentuk) dibandingkan dengan embrio yang baik setelah dilakukan pemeriksaan PGS maka terjadi peningkatan angka implantasi dan kehamilan dari 42% menjadi 69%-70%.

Menurut RHS Australia, dr Michelle Fraser, PhD, CEO data di Australia menunjukkan bahwa teknik PGS ini dapat membantu menyeleksi embrio lebih baik dan meningkatkan kemungkinan implantasi hingga 50%.

Teknologi ini bisa diterapkan kepada mereka yang telah gagal beberapa kali melakukan bayi tabung, sering keguguran, serta kepada para orangtua yang memiliki kelainan kromosom.

Biaya tabung sendiri membutuhkan dana sekitar Rp 50-60 juta sedangkan mengenai teknologi PGS belum diberikan patokan harga, menurut dokter Ivan di Malaysia sendiri berkisar pada angka Rp 40 juta.