Liputan6.com, Saudi Arabia - Untuk memastikan kesiapan pelayanan pelaksanaan haji 1436 Hijriah atau 2015, Menteri kesehatan Nila Farid Moeloek dan Menteri Agama Drs. Lukman Hakim Syaifudin bertolak ke Tanah Scui pada 11 hingga 16 Januari 2015.
Selama di sana, kedua menteri ini mengadakan pertemuan dengan Menteri Haji Arab Saudi, Bandar bin Muhammad bin Hamzah Al-Hijaz agar tercapai kesepekatan di antara kedua negara mengenai jumlah kuota, kuantitas dan kualitas layanan yang dibutuhkan jamaah haji tahun ini. Termasuk kesepakatan akan jumlah petugas haji yang dibutuhkan jamaah haji Indonesia.
Berikut beberapa hal yang dibicarakan oleh kedua belah pihak selama di sana, seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Health-Liputan6.com pada Sabtu (24/1/2015)
1.   Kementerian Kesehatan menyadari bahwa aspek pemeliharaan kesehatan dan layanan kesehatan untuk calon jamaah haji merupakan salah satu faktor kunci dalam pelaksanaan haji.
2.   Sungguhpun pada awalnya Pemerintah Arab Saudi berencana untuk mengurangi jumlah petugas haji, namun pada akhirnya dicapai kesepakatan bahwa tidak akan ada pengurangan. Jumlah petugas/tenaga kesehatan pada pelaksanaan haji 1436H akan tetap jumlahnya seperti tahun sebelumnya, yakni 309 orang dari berbagai latar belakang profesi kesehatan.
3.   Menteri Kesehatan menghimbau agar calon jemaah haji secara aktif menjaga kesehatan diri jauh sebelum keberangkatan, baik fisik maupun mental, agar berada dalam kondisi prima saat di Tanah Suci.
4.   Menyadari hal di atas, maka diminta kepada jemaah untuk mengikuti program pembinaan, diantaranya: olah raga untuk meningkatkan kebugaran, konsultasi gizi, dan memastikan didapatnya pengobatan medik secara memadai di layanan kesehatan di tanah air. Jemaah juga dihimbau untuk menyadari kondisi fisik saat keberangkatan dan menyiapkan obat-obatan pribadi yang mungkin memiliki spesifikasi tersendiri sesuai kebutuhan.
5.   Tantangan kesehatan haji tahun 2015 adalah musim panas, yang mana periode puncak haji (arafah-mina) masuk dalam masa tersebut. Heat stroke akan menjadi masalah serius jemaah haji Indonesia. Langkah persiapan yang penting dan harus dilakukan adalah penyiapan kesehatan jemaah melalui: aklimatisasi, peningkatan kebugaran, kecukupan asupan gizi (termasuk air), dan kesiapan fasilitas layanan kesehatan antisipasi kasus heat stroke di kota perhajian.
6.   Kementerian Kesehatan menyediakan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Jeddah-Makkah-Madinah dengan fasilitas Instalasi Gawat Darurat dan High Care Unit (HCU), sebagai garda pertama penanggulangan masalah kesehatan jamaah haji.
7.   Secara langsung, Menteri Kesehatan telah bertemu dengan Direktur Jenderal Kesehatan Arab Saudi dan mendapatkan penegasan komitmen bahwa Pemerintah Arab Saudi menjamin layanan kesehatan yang memadai di seluruh layanan primer dan rumah sakit milik pemerintah Arab Saudi, bagi seluruh jamaah haji, secara cuma-cuma. Namun demikian, Pemerintah Arab Saudi, khususnya Direktur Jenderal Kesehatan, meminta agar jamaah haji secara pribadi dan dengan dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, dapat memastikan dilakukannya surveilans awal terhadap calon jamaah haji untuk early screening and detection dari penyakit yang mungkin diderita.
7 Hal yang Dibahas Menkes dan Menag Bersama Pemerintah Saudi
Inilah yang dibahas Menkes dan Menag selama melakukan kunjungan kerja ke Saudi Arabia pada 11 hingga 16 Januari kemarin
Advertisement