Liputan6.com, Jakarta Beberapa rumah sakit di AS akan mulai memberlakukan 'tes kematian' pada mereka yang telah lanjut usia dan menderita penyakit kronis. Tes ini akan menilai seberapa besar pasien mau menerima pengobatan atau memilih kematian.
Seperti diberitakan Newser, Senin (26/1/2015), tes kematian ini diciptakan di Australia dengan 29 tes termasuk tekanan darah, laju pernapasan, dan riwayat penyakit. Ide sebenarnya adalah untuk mencegah prosedur yang tidak dirasa perlu dan mahal dan memungkinkan pasien untuk menghabiskan hari-hari terakhir bersama orang yang dicintai.
"Kebanyakan orang yang sakit parah ingin meninggal di rumah, tetapi faktanya tiga perempat pasien justru meninggal di Rumah Sakit. Daripada mereka melakukan prosedur medis yang mengganggu dan mahal, mungkin ada baiknya RS juga memberikan keleluasaan pada pasien," tulis penulis studi, Magnolia Cardona-Morrell.
Tes yang rencananya mulai dilakukan pada Maret ini juga bertujuan untuk memperpanjang hidup pasien, dalam arti meningkatkan kualistas hidupnya.