Liputan6.com, Cikarang Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia sangat besar dan luas mulai dari darat hingga laut berpotensi menjadi sumber bahan baku obat. Namun, eksplorasi manfaat biota laut sebagai obat dirasa belum banyak dilakukan oleh peneliti dalam negeri. Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi pun menantang salah satu perusahaan farmasi, PT. Dexa Medica, untuk melakukan hal tersebut.
"Biota laut memiliki potensi besar jika dikembangkan. Saya challenge Dexa. Saya rasa Dexa mampu untuk melakukannya," tantang Menristek dan Dikti, Muhammad Nasir dalam acara penandatanganan kerjasama di bioteknologi penemuan obat di Gedung DLBS Dexa Medica di Cikarang, Jawa Barat, ditulis Jumat (30/1/2015).
Ia menyatakan bahwa pengetahuan anak bangsa untuk melakukan hal itu sudah cukup, namun tergantung adakah niat atau kemauan untuk mengembangkan biota laut.
Hal berbeda terjadi dengan para peneliti dari Amerika Serikat maupun Inggris, mereka berbondong-bondong melakukan penelitian biota laut di Indonesia. "Saya setiap minggu menandatangani surat izin penelitian dari luar negeri yang ingin meneliti tentang laut. Tapi kok dari kita nggak ada ya," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro periode 2010-2014 ini.
Ternyata, Dexa Medica telah melakukan riset biota kelautan, salah satu organisme yang diteliti adalah rumput laut. "Rumput laut kaya antioksidan dan masih kita teliti lebih lanjut," terang Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Raymond R. Tjandrawinata usai acara ini.
Menristek Tantang Perusahaan Farmasi Bikin Obat dari Biota Laut
Eksplorasi manfaat biota laut sebagai obat dirasa belum banyak dilakukan oleh peneliti dalam negeri.
Advertisement