Liputan6.com, Jakarta - Depresi kerap terjadi ketika satu individu merasa tertekan atau sedih berkepanjangan akibat kehilangan, perasaan tak berdaya, putus asa, dan merasa diri tidak berharga. Dan kondisi semacam ini telah mempengaruhi sekitar seperlima orang dewasa di seluruh dunia di beberapa titik dalam kehidupannya.
Namun, hasil dari penelitian yang menyebutkan bahwa depresi dapat terjadi akibat terjadinya peradangan di otak. Sebab psikiater telah menemukan bahwa otak pasien yang menderita depresi dapat mengalami peradangan secara signifikan.
Ketika penelitian ini dilakukan, para peneliti menemukan protein yang disebut sebagai penanda peradangan naik ke level yang lebih tinggi di dalam otak pasien yang mengalami depresi.
Salah seorang peneliti di balik studi terbaru ini yang berasal dari Centre for Addiction and Mental Health di Toronto, Kanada, Dr Jeffrey Meyer, mengatakan bahwa dengan adanya temuan ini mereka ingin memberikan bukti yang paling terbaru bahwa peradangan di otak memiliki keterkaitan yang erat dengan depresi.
"Penemuan ini pun memiliki implikasi penting untuk mengembangkan pengobatan baru bagi sekelompok orang yang mengalami depresi," kata Jeffrey seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (3/2/2014)
Lebih lanjut dia mengatakan, penelitian ini pun memberikan target baru yang potensial bagi seseorang untuk lebih menjaga kesehatan otaknya, agar dapat mengurangi gejala dari depresi itu sendiri.
Depresi Terjadi karena Peradangan di Otak
Menurut penelitian terbaru bahwa depresi dapat terjadi akibat terjadinya peradangan di otak
Advertisement