Liputan6.com, New York Megan Goodoien, seorang ibu dari Minneapolis begitu menginginkan persalinan normal. Setelah perjuangan lebih dari 13 jam, Megan merasa dirinya tak akan berhasil tanpa menggunakan sesuatu yang bisa menghilangkan rasa sakitnya. Tapi, bukannya meminta epidural atau obat bius, ia memohon diberikan gas tertawa.
"Itu sesegera mungkin menghilangkan ketakutan saya dan membantu menenangkan saya, meskipun saya masih bisa merasakan sakit," kata Megan seperti dilansir ABCNews, Rabu (4/2/2015).
Megan yang melahirkan di Minnesota Birthing Center pada Januari itu merasa persalinan yang begitu sulit membuatnya tak bisa tertawa. Dan semua berubah setelah penggunaan gas ketawa.
"Semuanya tiba-tiba bisa dilakukan ketika saya berpikir tak bisa lagi. Ini jelas merupakan sesuatu yang berhubungan dengan mental," ujarnya.
Gas tertawa itu dikenal dengan Nitrogen Oksida dan sudah lama digunakan di negara Eropa dan Kanada. Menurut ahli medis, kini penggunaan gas tersebut untuk persalinan di Amerika Serikat menjadi populer.
"Gas itu pernah populer di AS, tapi absen setelah munculnya epidural pada 1930-an," kata Bidan Kerry Dixon.
Namun sayangnya, biaya untuk menggunakan epidural terbilang mahal, berbeda dengan gas tertawa. "Biaya rata-rata seorang wanita yang memilih nitrogen oksida kurang dari US$100, sedangkan epidural bisa sampai US$ 3.000 karena ada biaya anastesi tambahan," kata Dixon.
Food and Drug Administration (FD) Amerika Serikat menyetujui Nitrogen Oksida bisa digunaan di ruang persalinan pada 2011, dan inilah yang bisa menjelaskan bangkitnya gas Nitrogen Oksida.
Gas Tertawa Kala Melahirkan Sedang Tren
Megan Goodoien menggunakan gas tertawa untuk membantu persalinannya. Meski merasa sakit, tapi persalinan yang sulit bisa dilewati.
Advertisement