Liputan6.com, Jakarta Didiagnosa kanker payudara bukanlah akhir dari kehidupan menurut Indira Abidin (45). Bahkan, CEO Fortune PR ini malah bahagia dan bersyukur saat tahu payudara kanannya ada sel kanker yang diketahuinya pada November 2012 lalu.
"Setelah USG dan mammogram di National Cancer Center Singapura tahun 2012 dokter melihat massa di payudara saya tampak berbahaya, malamnya saya langsung sholat dan bertanya maksud Allah memberikan kanker, setelah merenung dalam sujud saya malah bahagia dan bersyukur," terangnya saat ditemui di C-Care Klinik Riset di Alam Sutera, Banten ditulis Sabtu (7/2/2015).
Menurut perempuan berhijab ini, pasti ada alasan mengapa seseorang diberikan kesempatan untuk merasakan sakit kanker payudara. Ia pun mendapati dirinya jadi lebih dekat dengan Tuhan.
Advertisement
Ia pun tidak mau tersungkur dengan perasaan sedih atas apa yang ia alami. Ia bangkit berjuang melawan penyakitnya ini.
Indira, begitu ia akrab disapa, tak ingin melakukan pengobatan medis dengan mengoperasi kankernya. Ia memilih jalan lain untuk menghadapi sel kanker ganas ini.
Beberapa pengobatan ia coba diantaranya dengan menggunakan terapi rompi antikanker dengan teknologi ECCT (Electro-Capacity Cancer Therapy), mengaplikasikan diet alkali, love healing hingga mengaplikasikan sistem pernapasan Qi (chi) serta mengaplikasikan apa yang ia dapatkan dari training MBP (Magnetic BAAR – Believe Action Attraction Receive – Power).
"Untuk tubuh saya aplikasikan diet alkali ini dan sistem pernapasan Qi," ungkap perempuan murah senyum ini.
Qi sendiri adalah bernapas sambil memusatkan pikiran ke pusat energi di dalam tubuh. Jadi kita mengaktifkan tubuh untuk bisa menyembuhkan diri sendiri. Sementarai, training MBP untuk self healing yang didalamnya terdapat macam-macam hal seperti teknik nafas damai, mindfulness, hingga love healing yang ia rasakan baik untuk pikirannya.
Ia yakin, kesembuhan dari kanker sifatnya holistik antara mind, body, and soul. Oleh karena itu ia padukan hal tersebut.
Setiap bulannya ia pun rutin mengecek kondisi payudaranya. Dan ukuran pun terus mengecil hingga akhirnya pada tahun 2013 ia keganasan sel kanker payudaranya sudah menurun.
Kesembuhan kanker dengan cara mudah dan murah tanpa rasa sakit yang berlebihan ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang menghadapi hal sama. Oleh karena itu ia tak pernah bosannya menyemangati mereka yang tak mampu secara finansial dan mental untuk menghadapi kanker dengan medis untuk memelajari kanker dan melawannya dengan cara lain. "Kuncinya tetap bersyukur atas apa yang Allah berikan," tutup Indira.