Liputan6.com, Washington Saat Hari Valentine sejumlah pasangan menginginkan kehidupan seksual yang lebih menyenangkan. Namun berhati-hatilah jika menggunakan mainan seksual (sex toys). Jangan sampai vibrator atau pompa pompa Anda membuat Anda berakhir di UGD rumah sakit.
Sejumlah orang Amerika harus menjalani perawatan di gawat darurat karena cedera yang melibatkan mainan seks. Washington Post, Rabu (11/2/2015), melaporkan bahwa cedera akibat mainan seks telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2007 dan melonjak sejak 2011 sejak publiksi novel poperotis terlaris Fifty Shades of Grey
karya EL James.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat terjadinya cedera sex toys? Menurut Consumer Product Safety Commission (CPSC), yang melacak dengan berkunjung ke rumah sakit terkait dengan berbagai produk konsumen (termasuk yang seksual), 83 persen cedera mainan seks yang memerlukan pengangkatan benda asing di tubuh.
Dengan kata lain, mainan terjebak di tempat-tempat yang mengerikan, dan seorang dokter UGD harus mengambilnya.
CPSC melacaknya dengan mendatangi UGD terkait dengan perangkat pijat dan vibrator pada 1991. Hingga awal 2000-an, hanya sejumlah kecil yang mengalami cedera setiap tahunnya. Tapi, pada 2003, kecelakaan melampaui ambang batas, dan kembali meningkat pada 2004.
Rata-rata yang mengalami kecelakaan mainan seks ini pria berusia pertengahan, di mana 58 persen pasien pria dan usia rata-rata 44 tahun.
Pada wanita cenderung muda dengan usia rata-rata 30 tahun. Orang tertua adalah 85 tahun sedangkan perempuan 67 tahun.
Sebagian besar cedera tidak terlalu parah, meskipun beberapa mengalaminya. Sebesar 71 persen dari pasien yang dirawat dan dibebaskan, sementara 25 persen memerlukan rawat inap atau transfer ke fasilitas yang berbeda.
Sejumlah pasien lainnya menolak pengobatan. Kabar baiknya, tidak ada kasus yang membutuhkan bantuan dari pemadam kebakaran, dan nol kematian yang tercatat.
Tidak ada bukti bahwa buku menyebabkan lonjakan, tapi dalam Fifty Shades of Grey menampilkan perbudakan dan praktik seks lainnya, setidaknya beberapa fenomena ini.
Meningkatnya penjualan dan penggunaan mainan seks yang menjadi lebih luas membuat persentasi cedera mainan seks menjadi wajar, karena orang akan melakukan hal-hal terlalu jauh dan memerlukan perawatan di rumah sakit sebagai hasilnya.
Cedera Mainan Seks
Berikut sekilas tentang apa yang terjadi jika ada yang salah dengan sex toys berdasarkan data Consumer Product Safety Commision antara 2011-2013:
1. Perempuan 37 tahun berhubungan seks dua jam sebelumnya memasukkan dildo ke dalam rektum tidak bisa keluar.
2. Laki-laki 43 tahun meminta pasangan wanitanya memasukkan tabung tipis yang bergetar ke uretra selama seks dan parahnya itu terjebak. Benda asing itu berada di penis.
3. Perempuan 24 tahun kemasukan vibrator jari kecil yang terjebak dalam vagina dan benda tersebut masih menyala.
4. Perempuan 22 tahun harus menderita karena benda asing terjebak di vaginanya.
5. Perempuan 18 tahun itu melakukan hubungan seks dengan pasangannya serta menggunakan vibrator. Tiba-tiba vibrator itu terlepas dan terjebak dalam vagina.
6. Laki-laki 49 tahun memasukkan perangkat seksual ke dalam anus, tapi saat kawat pecah, ia tidak bisa mengambilnya.
7. Perempuan 48 tahun, melakukan hubungan seks dengan pasangannya, yang memasang cincin di kelaminnya tapi benda itu copot dan tetap dalam vagina.
8. Perempuan 24 tahun beraktivitas seksual dengan pasangannya. Namun, vibrator tertinggal di dubur wanita.
9. Laki-laki 36 tahun menggunakan pompa penis dan menempel pada penisnya
10. Perempuan 27 tahun harus mengalami sex toy terjebak dalam vaginanya selama tiga hari. Tidak mampu untuk mengambilnya.
Â
Advertisement