Liputan6.com, Jakarta Hal paling menarik yang kualami saat menghipnosis (dalam konteks hipnoterapi) orang adalah menggali masa lampaunya. Masa lampau yang dimaksud adalah saat orang tersebut hidup di masa jauh dari masa sekarang dia hidup. Bisa jadi enam puluh tahun lalu, seratus tahun lalu, seribu tahun lalu, bahkan masa sebelum dunia diciptakan.
Dari berbagai pengalaman (menghipnosis), satu hal yang mengesankan adalah bahwa dalam setiap momen kehidupan, orang tidak saja menemui dirinya sebagai makhluk lain seperti binatang atau berjenis kelamin lain misalnya perempuan meski sekarang ini laki-laki, melainkan beragama lain. Ada banyak momen dimana dulunya seseorang beragama Kristen, di kehidupan sekarang dia beragama Islam. Atau dulunya seorang pemeluk agam Islam, sekarang ini beragama Hindu.
Bahkan, dalam beberapa kali pergantian hidup di berbagai macam kehidupan, kerap kali jiwa yang sama punya agama berbeda-beda untuk tiap masa kehidupan yang dijalaninya. Tentu saja, bila demikian halnya, sikap fanatik terhadap agama tertentu menjadi hal yang sangat tidak masuk akal.
Advertisement
Kerapkali di kehidupan sekarang, orang bahkan sampai mati-matian membela agamanya dan mencaci atau menganiaya pemeluk agama lain. Tak tahunya dirinya dulu pernah punya keyakinan yang tidak sama dengan keyakinannya sekarang.
Bahkan, tidak hanya dalam soal agama. Perihal suku atau keturunan, bisa jadi berbeda sama sekali. Ada yang saat ini orang tersebut berdarah Jawa. Di kehidupan lampau, seribu tahun lalu ternyata dia berdarah China, bahkan berkulit putih alias lahir di Eropa sebagai orang bule. Nah, kalau sudah demikian, isu SARA menjadi hal yang sangat tidak masuk akal, kan. Apalagi fanatik dengan agama atau ras atau suku tertentu.Â