Sukses

TFI: Indonesia Peringkat Ketiga Kasus Kusta

Ketua TFI Maria Intan Setiadi mengatakan, saat ini Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dalam kasus kusta

Liputan6.com, Jakarta - Teach for Indonesia (TFI) di bawah Bina Nusantara (Binus) telah konsen menangani permasalahan penyandang disabilitas dan leprosy atau kusta di Indonesia. Selama 5 tahun terakhir TFI bekerjasama dengan Gerakan Peduli Disabilitas dan Leprosy Indonesia (GPDLI) dan Pundi Amal SCTV membantu komunitas kusta dalam pemberdayaan (microfinancing) dan pendidikan.

Ketua TFI Maria Intan Setiadi mengatakan, saat ini Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dalam kasus kusta. Dan menempati peringkat ketiga di dunia. Yang memprihatinkan masih banyak masyarakat yang tidak tahu dan mendiskriminasi komunitas kusta, baik yang masih dalam pengobatan maupun yang sudah sembuh.

"Ada voulentir datang ke sekolah sosialisasi kusta. Tapi kepala sekolah justru tanya, masih ada kusta sekarang?. Dari situ terbukti informasi belum sampai. Padahal Indonesia juara 1 di Asia Tenggara dan peringkat 3 di dunia," kata Maria dalam jumpa pers aksi sosial Run for Leprosy di Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten, Kamis (26/2/2015).

Lebih jauh dari itu, lanjut Maria, kusta tidak hanya sebatas penyakit tapi juga persoalan serius di masyarakat. Baik penderita maupun yang sudah sembuh sangat sulit diterima masyarakat luas. Bahkan untuk melamar pekerjaan pun sulit.

Sementara itu, Rektor Binus Harjanto Prabowo mengatakan, pihaknya sangat aware dengan kasus kusta atau lepra. Ia ingin masyarakat lebih sadar terhadap kasus tersebut.

"Binus sebagai lembaga pendidikan itu sangat aware soal lepra ini. Kita bukan kali ini saja. Kita sudah 5 tahun bersama dengan komunitas ini. Kami ingin masyarakat aware dan mau tahu. Mau tahu itu penting karena bisa untuk pencegahan, bisa untuk menghormati juga," kata Harjanto.

Melihat permasalahan ini Pundi Amal SCTV sangat tergerak untuk membantu. Pihaknya bersama Binus bergerak dalam bidang pemberdayaan komunitas kusta agar bisa berkarya seperti masyarakat lainnya.

"Jadi kami dari Pundi Amal SCT juga terlibat khususnya dalam pembrdayaan mereka. masalah lepra itu bukan hanya sekedar sembuh tapi mereka juga jangan terisolir", ujar Ketua Umum Pundi Amal SCTV M Risanggono.

Risanggono juga menyatakan pihaknya bekerjasama dengan Binus melakukan studi apa yang mereka butuhkan. Dan juga memberikan pendidikan dan pelatihan sehingga bisa mandiri.

"Ada banyak macam-macam yang dilakukan. Mungkin buka toko, buka konveksi, atau buka usaha apa gitu. Kita akan bantu mereka dengan peralatan atau pendidikan dan pelatihan. Sehingga mereka bisa bekerja mendapatkan penghasilan dan mandiri. Karena mereka sebagian besar adalah dari masyarakat yang kurang beruntung," pungkas dia.

 

(Nafiez Rambu Rabbani)