Liputan6.com, Jakarta Otoritas kesehatan mengatakan bahwa bekerja dengan waktu deadline yang begitu mepet, prosedur kaku dan situasi yang tidak masuk akal, hingga tidak ada orang yang bisa membantu pekerjaan merupakan kondisi kerja yang tidak menyenangkan sekaligus tidak sehat.
WHO atau World Health Organization memberdakan antara tempat kerja yang memberi `tekanan` atau `stres`. Sejumlah orang bisa menahan tekanan dan mengubahnya menjadi sebuah pembelajaran yang positif, tetapi ketika tekanan menjadi tak terkendali maka Anda akan masuk ke alam stres seperti yang dikutip dari laman Reader's Digest, Sabtu (14/2/2015).
Advertisement
Ketika stres menjadi bentuk yang kronis maka Anda akan rentan terhadap berbagai penyakit seperti maag, migrain, penyakit kejiwaan, dan penyakit jantung. Hingga sekitar 80 persen dari kunjungan berobat ke dokter memiliki keterkaitan dengan stres. Kolerasi ekonomi dan stres pun memainkan peran besar.
Beberapa pengusaha memang mengatakan bahwa kondisi stres diperlukan agar perusahaan tetap untung, tetapi pelatihan manajemen stres pun harus diberikan selaras dengan pemberian `kondisi stres` tersebut. Pelatihan relaksasi, mudah dalam manajemen emosi, hingga bagaiman mengabaikan akar penyebab masalah perlu dilakukan.
U.S. Centers for Disease Control and Prevention sangat merekomendasikan hal tersebut demi mengatasi stes. Dua kunci untuk mengatasi stres adalah pelatihan relaksasi dan merancang strategi untuk meringkan beban, terutama pikiran.