Â
Liputan6.com, Jakarta Saat membaca artikel ini, mungkin Anda sedang menggigit kuku atau memainkan rambut. Tahu tidak? Sesungguhnya, kebiasaan-kebiasaan ini bisa menjelaskan lebih jauh tentang kepribadian Anda.
Sebuah studi dari University of Montreal menjelaskan bahwa kebiasaan yang disengaja namun tidak bisa dihentikan seperti menggigit kuku menandakan Anda merupakan orang yang cenderung pembosan dan tidak sabaran. Studi ini diterbitkan di Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry menjelaskan kebiasaan-kebiasaan impulsif ini mengacu pada sifat perfeksionis -sifat yang sesungguhnya lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.
Advertisement
"Orang-orang dengan kebiasaan repetitif ini kemungkinan merupakan perfeksionis, yang artinya mereka susah bersantai dan melakukan pekerjaan di kecepatan normal," Dilansir dari huffingtonpost, Senin (16/3/2015), Dr. Kieron O'Connor, dosen psikiatris di University of Montreal menjelaskan pada press release. "Orang-orang tersebut cenderung mudah merasa frustasi, resah dan kecewa saat mereka gagal mencapai target. Dibanding banyak orang, mereka juga lebih mudah bosan.
Dalam studi tersebut, tim riset mengumpulkan 48 partisipan, setengahnya memiliki kebiasaan-kebiasaan tersebut. Partisipan yang lain, bersikap sebagai grup yang mengontrol. Para partisipan kemudian ditanyakan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pada situasi apa saja mereka mengalami rasa bosan, marah, bersalah, tersinggung, dan cemas. Kemudian, setiap partisipan dihadapkan dengan situasi yang memicu timbulnya emosi-emosi tersebut, termasuk relaksasi, stress, frustasi, dan kebosanan. Partisipan yang mudah gelisah dan memiliki kebiasaan-kebiasaan seperti menggigit kuku melakukan kebiasaan-kebiasaan itu saat mereka terpicu rasa stress dan frustasinya. Saat mereka dalam keadaan santai, mereka tidak demikian. Kebiasaan-kebiasaan ini merupakan respon alami tubuh untuk menyalurkan rasa frustasi dan ketidaksabaran ke gestur yang tidak seberapa merusak.
Namun, ada kalanya kebiasaan-kebiasaan ini mengganggu kegiatan Anda sehari-sari. Kalau begitu, ada terapi perilaku seperti mengganti kebiasaan gigit kuku dengan kebiasaan repetitif lain.
Â