Liputan6.com, Jakarta Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Meskipun pendamping dari ASI, tapi jangan remehkan pemberian MPASI. Pemberian MPASI dalam takaran yang tepat, penting untuk memenuhi gizi harian yang menentukan perkembangan fisik saat dewasa.
Sayangnya, permasalahan gizi balita hingga kini masih ditemui di Indonesia, termasuk pada masyarakat kelas menengah. Berdasarkan data dari Global Nutrition Report 2014, Indonesia mengalami masalah giz kompleks, antara lain gizi salah.
Baca Juga
Gizi salah ini berbeda dengan gizi buruk. Gizi salah berarti kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu. Akibatnya bisa muncul permasalah seperti stunting (perawakan pendek) atau wasting (perawakan kurus).
Advertisement
Untuk mengupayakan tambahan zat gizi pada bayi diperlukan MPASI fortifikasi. Fortifikasi merupakan upaya dalam meningkatkan mutu gizi bahan pangan dengan sengaja menambahkan satu atau lebih zat gizi mikro.
Fortifikasi bertujuan untuk melengkapi atau menambah komponen gizi yang tidak ada, dalam rangka perbaikan gizi masyarakat. MPASI fortifikasi ini memungkinkan anak mengkonsumsi nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya, terutama selama 1000 hari pertama pertumbuhannya yang akan menentukan perkembangan fisiknya saat dewasa nanti.
WHO dan UNICEF turut merilis Global Strategy for Infant and Young Child Feeding yang menyatakan bahwa makanan tambahan yang diproses oleh industri makanan bisa menjadi pilihan ibu dalam memberikan makanan tambahan yang mencukupi kebutuhan nutrisi dan aman. Pemerintah Indonesia pun ikut merilis Peraturan Presiden nomor 42 (2013) mengenai Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi sebagai bentuk memerangi masalah kekurangan gizi
Ikut mendukung program pemerintah, Milna yang berada di bawah Kalbe Nutritional turut serta dalam perbaikan gizi nasional. Caranya dengan lewat inovasi dan kelengkapan produknya serta kandungan nutrisi yang lengkap.
Baca Juga: