Sukses

Makan Sayur dan Buah Bisa Bunuh Sperma Pria?

Paparan pestisida ternyata berhubungan dengan jumlah sperma dan kualitasnya pada pria.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Human Reproduction journal menemukan, paparan pestisida pada buah dan sayur ternyata mempengaruhi kesuburan pria.

Seperti diberitakan Newser, Rabu (1/4/2015) para ilmuwan dari Harvard TH Chan School of Public Health menganalisis 338 sampel sperma dari 155 laki-laki yang mencari perawatan kesuburan di sebuah klinik di Boston tahun 2007 hingga tahun 2012. Mereka berusia antara 18 dan 55 tahun.

Hasilnya mengejutkan, pria yang mengalami masalah kesuburan, justru mereka yang banyak mengonsumsi sayur dan buah. Diduga, sayur dan buah tersebut memiliki kandungan pestisida yang tinggi.

"Hasil penelitian bukan berarti Anda harus berhenti mengonsumsi sayur dan buah. Justru hal ini mestinya membuat para pria peka terhadap makanan yang rendah pestisida seperti  kacang polong, kacang-kacangan, jeruk dan bawang dan mengurangi paprika, bayam, stroberi, apel dan pir," kata penulis studi yang juga Profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard University School of Public Health, Dr Jorge Chavarro.

Menurut Chavarro, para ahli menilai kesuburan pria berdasarkan pada jumlah sperma (jumlah sel), morfologi sperma (bentuk) dan motilitas sperma (kemampuan berenang). Hasil penelitian menunjukkan, pria yang mengonsumsi banyak sayur dan buah yang banyak pestisida memiliki jumlah sperma rata-rata 86 miliar sperma per ejakulasi, dibandingkan dengan 171 juta sperma yang dihasilkan oleh pria dengan asupan pestisida rendah.

"Perbedaan total jumlah sperma antara asupan tertinggi dan rendah hampir 50 persen. Tidak hanya itu, pestisida juga mempengaruhi jumlah sel sperma yang terbentuk dengan baik. Di antara pria yang mengkonsumsi banyak pestisida menghasilkan, 5,7 persen dari sperma yang normal, dibandingkan dengan 7,8 persen pria yang kurang menerima pestisida," ujar Chavarro pada Livescinece.

Di lain pihak, dr. Hagai Levine dari Universitas Ibrani Yerusalem di Israel dan Dr. Shanna Swan dari Mount Sinai Hospital di New York, menyampaikan kalau efek dari pestisida pada air mani bisa tergantung pada faktor genetik atau perkembangan, sehingga temuan ini perlu direplikasi di berbagai populasi. Selain itu, para peneliti juga harus mengukur tingkat pestisida pria yang dikonsumsi. "Perlu ada penelitian lebih lanjut," tukasnya.

Video Terkini