Liputan6.com, New York- Batasi penggunaan disinfektan kala membersihkan rumah. Tingginya frekuensi penggunaan disinfektan menyebabkan peningkatan risiko infeksi seperti flu dan tonsilitis (radang amandel) pada anak.
Ini terungkap lewat penelitian yang dilakukan terhadap orangtua dari 9.100 anak-anak usia 6 hingga 12 tahun di Belanda, Finlandia, dan Spanyol. Para peneliti kemudian menanyakan kepada orangtua mengenai kebiasaan membersihkan rumah menggunakan disinfektan serta riwayat penyakit yang mendera anak-anak mulai dari flu, amandel, sinusitis, bronkitis, otitis dan radang paru-paru.
Ternyata penggunaan disinfektan tertinggi di Spanyol, sekitar 72 persen orangtua memanfaatkan cairan ini untuk membersihkan rumah. Lalu di Belanda 57 persen orangtua menggunakan disinfektan dan terendah di Finlandia.
Advertisement
Hasilnya, secara keseluruhan, anak-anak yang tinggal di dalam rumah yang dibersihkan dengan cairan disinfektan berisiko 20 persen mengalami flu, 35 persen mengalami tonsilitis berulang, dan 18 persen infeksi lainnya.
Â
"Tingginya fekuensi penggunaan disinfektan disebabkan karena mempercayai hal yang keliru bahwa rumah harus benar-benar bersih dari bakteri," terang peneliti dalam studi tersebut seperti dikutip Live Science, Senin (6/4/2015).
Peneliti belum menemukan secara pasti apa hubungan antara tingginya penggunaan disinfektan dengan meningkatnya permasalahan kesehatan pada anak. Diperkirakan, senyawa dalam pembersih ini hari di udara yang kemudian masuk ke dalam lapisan paru-paru anak. Hal ini sebabkan peradangan dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Penelitian sebelumnya pun mengungkapkan bahwa penggunaan produk pembersih bisa meningkatkan mengi dan infeksi pernapasan pada bayi serta peradangan pada saluran pernapasan.
Â
Baca Juga: