Liputan6.com, Jakarta - Satu penelitian di Washington menemukan ada obat antimalaria dalam bentuk teh. Teh ini merupakan perpaduan obat herbal yang berasal dari akar rumput liar yang secara tradisional digunakan meringankan gejala malaria.
Selanjutnya, dikombinasikan dengan daun-daun dan bagian terasa dari dua tanaman lain yang memiliki sifat antimalaria. Setelah menjadi teh dan mendapatkan lisensi resmi, maka teh itu dijual dalam bentuk phytomedicine antimalaria.
Penemu teh herbal, Merlin Willcox dari University of Oxford, Inggris dan Zephirin Dakuyo dari Phytofla, Banfora, Burkina Faso membahas antimalaria dan sifat farmakologi dari obat herbal yang berasal dari Cochlospermaceae planchonii, amarus, dan Cassia alata.
Dikutip dari Zee News, Rabu (15/4/2015) penulis memberi perspektif sejarah yang unik dalam menggambarkan evaluasi awal, pengembangan, dan produksi phytomedicine ini.
Studi yang telah diterbitkan ke dalam the Journal of Alternative and Complementary Medicine ini juga membahas penggunaan obat tradisional lainnya yang dapat digunakan mengobati hepatitis.
Ditemukan Teh Herbal untuk Cegah Malaria
Teh herbal ini digunakan mengobati malaria
Advertisement