Sukses

Efek Membahayakan Minuman Beralkohol, dari Otak Hingga Lever

Minuman beralakohol, apa bahayanya dan bagaimana mesti diwaspadai?

Liputan6.com, Jakarta - Rencananya minuman beralkohol (minol) dilarang edar di seluruh minimarket mulai hari ini. Kalau dibaca isi Rancangan Undang-undang (RUU) Larangan Minuman Beralkohol di Minimarket ini, salah satu poin penting adalah untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia dari bahaya minuman alkohol.
 
Sebenarnya, seberapa parah dampak minuman beralkohol? Adakah manfaat di luar dari keburukan minuman beralkohol (minol) itu sendiri?
 
Praktisi Kesehatan sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Dr Ari F Syam sedikit mengulas mengenai minol yang beredar di masyarakat. Di mana minol yang beredar itu mengandung kadar alkohol bervariasi.

Baca juga : Miras Bikin IQ Jongkok, Lever Bonyok
 
Mulai dari bir (3,5 sampai 5 persen), wine (10 sampai 14 persen), fortified wine (14 sampai 20 persen), dan whisky serta vodka (40 persen).
 
"Tapi, apa pun minuman beralkoholnya,  dampak penggunaan minol sendiri akan mengenai berbagai organ di tubuh. Mulai dari otak, saluran cerna (mulai dari mulut sampai ke usus besar), organ dalam tubuh khususnya liver, pankreas, otot, tulang, dan sistem genetalia baik pada pria maupun wanita," kata Ari kepada Health-Liputan6.com, Kamis (16/4/2015)
 
Bila kita melihat seorang peminum merasa lebih tenang dan `tertidur` usai minum beberapa gelas minol, Ari menjelaskan, itu karena alkohol dikelompokan sebagai bahan yang menyebabkan sedasi dan hypnosis.
 
Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan, menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol, dan dapat menyebabkan kematian.
 
"Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang toleransi orang tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan fisik maupun mental," kata Ari.
 
"Seseorang yang dalam keadaan mabuk tidak sadar akan yang sedang dilakukannya. Dia merasa disorientasi, bingung dan lupa. Maka itu, dalam keadaan mabuk seseorang dapat melakukan apa saja, termasuk melakukan tingkah laku seksual yang tidak aman. Tentunya juga berbahaya jika mengendarai kendaraan bermotor atau menghidupkan mesin," kata Ari.
 
Perlu diingat, seberapa pun besarnya toleransi seorang peminum untuk volume tertentu, efek samping kronis dari minuman beralkohol akan tetap terjadi.
 
"Pasien dengan penggunaan alkohol jangka panjang akan menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaannya khususnya pada lambung. Pasien yang menggunakan alkohol kronis akan dengan mudah ditemukan kelainan pada lambungnya," kata Ari menerangkan.

Baca juga : Dampak Minuman Beralkohol Memang Tak Langsung, Tapi Mematikan