Liputan6.com, California Jika Anda beranggapan rokok elektrik adalah jalan keluar untuk berhenti merokok, Anda mungkin keliru. Sebuah penelitian di Amerika menemukan rokok elektrik tidak membantu berhenti merokok.
Penelitian yang diterbitkan 16 April kemarin dalam American Journal of Public Health menuliskan bagaimana pengguna rokok elektrik memang mengurangi rokok hisap namun 59 persen di antaranya tidak berhenti merokok.
Baca Juga
"Perokok beralasan, mereka menggunakan rokok elektrik untuk berhenti merokok. Kemudian kita hipotesis keberhasilannya. Tapi penelitian menunjukkan sebaliknya," kata Kepala Divisi Kesehatan Masyarakat di University of California, San Diego School of Medicine, Dr Wael Al-Delaimy, seperti dikutip WebMD, Jumat (17/4/2015).
Advertisement
Penelitian yang melibatkan 1.000 perokok di California ini juga mengkonfirmasi potensi bahaya rokok elektrik. Artinya, mereka bukannya berhenti merokok, namun malah ketagihan untuk terus mencoba merokok.
"Jika mereka ingin berhenti merokok, stop mencoba," tegas Direktur Pusat Pengendalian Tembakau di Shore, Patricia Folan.
Penulis studi Al-Delaimy setuju. "Kita perlu penelitian lebih lanjut untuk menjawab mengapa perokok (elektrik) tidak bisa berhenti. Padahal dosis nikotin bisa dikatakan sama."
Sebelumnya, dalam dua tahun terakhir sejumlah kelompok medis terkemuka, termasuk American Heart Association, American Cancer Society, American Society of Clinical Oncology dan American Medical Association, telah menyerukan regulasi penjualan dan iklan rokok elektrik untuk kesehatan.