Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K) menjelaskan kenapa tubuh seorang anak bisa panas dan kejang usai diimunisasi. Ini karena reaksi antigen dengan antibodi.
"Memang, dulu imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) bisa menyebabkan reaksi seperti ini. Hanya saja sangat kecil, 5 persen," kata Dr Aman di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Suhu tubuh panas usai si kecil menjalani imunisasi memang menjadi momok di kalangan orangtua. Seringkali para orangtua jadi khawatir karena menganggap kondisi ini "berbahaya".
Advertisement
"Reaksi semacam ini bisa terjadi 2 hari setelah imunisasi. Karena suhu di bawah 39 celcius membuat anak rewel, berikan saja obat penurun panas," kata Aman menambahkan.
Aman melanjutkan, selain DPT dan campak yang memang saat vaksin, tubuh diberi virus hidup yang dilemahkan, vaksin pneumonia pun menimbulkan reaksi yang sama. Menurut dia, reaksi vaksin biasa terjadi dan tak perlu khawatir berlebihan, apalagi sampai muncul pemikiran vaksin berbahaya bagi si kecil.
"Kalau setelah dua hari divaksin masih panas, atau bahkan menunjukkan gejala lain, segera periksa ke dokter karena bisa jadi si anak sakit bukan karena habis divaksin," kata Aman mengingatkan.