Liputan6.com, Jakarta Ketika tubuh melepas hormon prostaglandin yang merangsang kontraksi otot, yang diperlukan untuk meluruhkan lapisan dinding rahim, rasa nyeri begitu menyakitkan pun tak dapat dielakkan saat menstruasi menyerang. Maka, wajar bila mood perempuan naik-turun.
"Seiring otot rahim berkontraksi dalam upaya meluruhkan lapisan dinding rahim, nyeri atau kram umumnya turut menyertai," kata Spesialis Obestetri dan Ginekologi Rumah Sakit MRCCC Siloam Jakarta, dr Ardiansjah Dara, SpOG dalam merayakan `21 Tahun Kiranti Sahabat Terbaik Wanita` di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Saat menstruasi, lanjut Dara, perubahan fisiologis kerap mereka alami. Tak hanya memengaruhi fisik semata, melainkan juga kondisi psikis penderita. "Secara psikis, fluktuatifnya hormon estrogen dan progesteron berpengaruh pada mood," kata dia menjelaskan.
Advertisement
Lebih lanjut Dara menjelaskan, fase menstruasi terjadi ketika luruh dan dikeluarkannya lapisan dinding rahim dari tubuh, yang disebabkan berkurangnya kadar hormon estrogen dan progesteron.
"Hal ini menyebabkan daya tahan tubuh menurun, mudah lelah, dan timbul mood swing," kata Dara.