Liputan6.com, Jakarta Pada kondisi normal, nyeri haid hilang setelah mengonsumsi obat atau ramuan tradisional berbahan kunyit. Namun, perlu waspada bila nyeri haid sampai membuat perempuan pingsan dan terjadi kapan saja.Â
Nyeri haid atau dalam bahasa kedokteran disebut dismenorea, bukanlah penyakit melainkan hanya gejala yang umum menimpa perempuan usia 15 sampai 44 tahun. Menurut Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit MRCCC Siloam Jakarta, dr. Ardiansjah Dara, SpOG, nyeri haid ada dua macam, primer dan sekunder.
Baca Juga
Nyeri haid primer, jelas Dara, terjadi karena faktor intrinsik uterus (dari rahimnya sendiri), di mana hormon steroid seks tidak seimbang.Â
Advertisement
"Nyeri yang terasa ringan atau berat terjadi di perut bagian bawah, bokong, sampai paha bagian dalam. Selain itu, ada juga gangguan lainnya, seperti mual (50 persen), muntah (25 persen), dan gangguan buang air besar (35 persen)," kata Dara dalam memperingati `21 Tahun Kiranti, Sahabat Terbaik Wanita` di Jakarta, Kamis  (23/4/2015)
Sedangkan nyeri haid sekunder, biasa terjadi karena masalah organik. "Bisa saja kista, adenomiosis (masuknya darah yang meluruh ke dinding rahim), endometriosis (masuknya darah yang meluruh ke dalam perut dan radang panggul)," kata Dara menjelaskan.
Parahnya, kondisi tersebut tidak dapat dihentikan hanya dengan meminum penghilang rasa nyeri. "Kalau ada tumor, ya harus dioperasi," kata Dara menekankan.Â
Â