Liputan6.com, Jakarta Jika kanker payudara paling banyak merenggut nyawa wanita di dunia, di Indonesia kanker serviks (leher rahim) nomor utama. Setiap jamnya ada satu perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks seperti dituturkan dokter Budi Santoso, SpOG dari RS Harapan Bunda Jakarta Timur. Menurut WHO GLOBOCAN 2012, terdapat 20.298 wanita Indonesia terdiagnosis kanker serviks dan 9.498 meninggal karena kasus ini. Â
Â
"Setiap jam ada wanita Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks. Hal ini menunjukkan bahwa wanita Indonesia belum peduli dengan kesehatannya. Ini jadi tugas bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi atau edukasi kepada masyarakat pentingnya deteksi dini lewat pap smear," terang dokter Budi saat memberikan seminar "Deteksi dan Pencegahan Kanker Serviks" di Aula Lt 4 RS Harapan Bunda pada Sabtu (25/4/2015).
Â
Deteksi dini lewat pap smear penting dilakukan setiap tahunnya bagi wanita yang sudah menikah atau berhubungan seksual. Karena metode ini bisa mendeteksi ada tidaknya kondisi pra kanker. "Karena kanker serviks itu tidak datang tiba-tiba, berdasarkan penelitian butuh waktu 10-15 tahun. Nah lewat pap smear, hal itu bisa diketahui," terang dokter Budi.
Â
Selain lewat pap smear, deteksi dini kanker serviks lewat IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) bisa dilakukan di puskesmas. "Bila dideteksi dini, pra kanker serviks bisa diatasi hingga tuntas sebelum menjadi kanker," terangnya.
Â
Jika terlambat diketahui, kanker serviks pada stadium lanjut akan sulit diatasi seperti kanker lainnya. (Baca:Bila Terdeteksi Awal, Kanker Serviks Bisa Diobati)