Liputan6.com, New Delhi Coba perhatikan kebiasaan tidur balita Anda, bila jam tidurnya berkurang maupun mengalami kesulitan tidur, waspadai. Studi mengatakan anak seperti ini berisiko mengalami masalah kejiwaan dibandingkan anak-anak yang tidur nyenyak.
"Penelitian kami menunjukkan sangat penting untuk mengidentifikasi anak-anak dengan gangguan tidur, sehingga bisa diambil langkah untuk memperbaiki pola tidurnya," terang profesor dan psikolog Norwegian University of Science and Technology (NTNU), Silje Steinsbekk.
Baca Juga
"Tidur yang tidak nyenyak atau terlalu sedikit bisa mempengaruhi keseharian emosi anak pada hari itu, tapi juga dampak jangka panjang," terang Silje Steinsbekk.
Advertisement
Studi ini melibatkan seribu anak-anak pada saat mereka berusia 4 tahun. Saat itu orangtua diberikan pertanyaan yang berisi diagnosis untuk gangguan kejiwaan. Lalu, pada saat anak berusia 6 tahun, baik orangtua dan anak akan ditanyai mengenai hal yang sama.
Anak-anak yang mudah cemas akan sering mengalami konflik dengan orangtuanya hal ini menyebabkan mereka kesulitan tidur.
"Ada banyak anak yang menderita insomnia, sehingga orangtua perlu mengidentifikasi apa masalahnya agar mendapatkan pengobatan yang baik," terang Steinsbekk seperti dilansir The Times of India, Jumat (7/5/2015).