Liputan6.com, Jakarta Jangan bayangkan dulu binatang amphibi yang kotor, berlendir dan gemar melompat, sebab banyak katak saat ini dikonsumsi sebagai teman nasi.
Swike, begitu sebutannya di Indonesia. Makanan asal Tionghoa ini biasanya menggunakan paha katak untuk ditumis, digoreng, dijadikan sup serta dipepes. Meski kontroversi agama dan sosial, tapi sebenarnya adakah manfaat kesehatan dari swike?
Baca Juga
Ahli gizi, Marc Lawrence mengatakan, katak mengandung protein yang tinggi atau 16 gram per porsi dan 0,3 gram lemak. Paha katak juga kaya omega-3 asam lemak, kalium dan vitamin A. Selain itu, rasa dan tekstur dagingnya lebih lembut, seperti campuran ayam dan ikan sehingga bisa dimasak dengan cara apapun.
Advertisement
"Dibandingkan dengan dada ayam panggang, daging katak jauh lebih berprotein dan rendah lemak. Namun walaupun kaya gizi, hidangan yang dimasak kungpo ini memiliki kekurangan. Kombinasi bumbu utama yang terdiri dari kecap hitam dan saus tiram membuat masakan ini berkadar garam tinggi, sekitar 3 gram atau 60 persen dari jumlah konsumsi garam harian," katanya, seperti dimuat laman Menshealth, Senin (11/5/2015).
Menurut Lawrence, asupan garam sehari-hari maksimal 5 gram. Faktanya, banyak masakan katak yang dimasak dengan bumbu yang kuat sehingga menghilangkan kadar nutrisinya.
Dia menambahkan, penelitian menunjukkan kalau asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Jadi, jika Anda ingin mengonsumsi hidangan lezat ini, baiknya untuk makan siang. Sedangkan untuk sarapan, pilih makanan rendah sodium dan kurangi natrium untuk makan malam.