Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini WHO mengeluarkan panduan untuk menentukan kriteria 'declaring the end of the Ebola outbreak in Guinea, Liberia and Sierra Leone'. Panduan ini dibuat karena di sebagian daerah tersebut, angka Ebola sudah dapat dikendalikan.
Seperti disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada 9 Mei lalu, Liberia dinyatakan bebas Ebola karena tidak ada kasus lagi sejak penguburan kasus terakhir pada 28 Maret 2015. Tapi di sebagian negara lain masih ditemukan kasus baru.
Data penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sudah sembuh dari Ebola ternyata masih mungkin menghadapi masalah kesehatan. Data ilmiah yang ada menunjukkan berbagai gangguan kesehatan yang meliputi:
1. Virus pada sperma
Advertisement
Ternyata virus Ebola masih tetap ditemukan di semen atau sperma sampai beberapa bulan setelah mereka yang sembuh, sehingga ada kasus baru di Afrika yang menjadi sakit Ebola karena berhubungan seks dengan seseorang yang sudah beberapa bulan sembuh dari Ebola.
2. Kasus Ebola di mata seorang dokter
Seorang dokter yang terkena Ebola beberapa waktu lalu sembuh. Namun belakangan dia mengeluh sakit di mata, dan ternyata dia menderita penyakit uveitis. Pada kasus lain, mereka yang sembuh dari Ebola juga menderita gangguan mata lain dalam bentuk nyeri mata, gangguan penglihatan, blind spots pada lapangan pandang dan peradangan mata. Pernah dilaporkan ada kasus Ebola yang sampai buta, tapi laporan ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
3. Korban mengalami nyeri
Mereka yang sudah sembuh dari Ebola ternyata ada juga yang mengeluh nyeri dalam berbagai tingkatannya, ada yang nyeri sendi, nyeri otot (bahkan ada kasus sampai sulit berjalan) , nyeri kronik/berkepanjangan dan ada juga dengan keluhan sakit kepala.
4. Muncul efek lain dari Ebola
Mereka yang sudah sembuh dari Ebola meliputi badan lemah, gangguan pendengaran, gangguan siklus menstruasi.