Liputan6.com, Jakarta - Lebih baik pikirkan jumlah minuman atau air mineral yang akan dibawa selama pendakian daripada perbanyak jumlah makan. Ketika pendaki menemui hambatan atau musibah, selagi stok cairan tercukupi maka kemungkinan hidup lebih lama cukup besar.
"Yang membahayakan seorang pendaki ketika mereka kurang cairan, bisa dehidrasi. Apabila dehidrasi, ini yang berbahaya," kata Divisi Metabolik Endokrin, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD kepada Health Liputan6.com ditulis Rabu (20/5/2015)
Tri Juli menjelaskan, dehidrasi mengakibatkan tensi seorang pendaki turun sehingga membuat aliran darah ke otak berkurang. Dampaknya, pendaki jadi mudah berhalusinasi dan mengalami gangguan kesadaran.
Advertisement
"Kalau seorang pendaki kerap melihat jurang padahal enggak ada, atau melihat harimau yang sudah jelas di situ bukanlah tempat harimau berkumpul, itu tanda mereka dehidrasi dan membuatnya berhalusinasi," kata Tri Juli menambahkan.
Tak perlu khawatir bila seorang pendaki kehabisan stok makanan. "Makanan di dalam tubuh manusia banyak ragamnya. Ketika glukosa habis terpakai, tubuh menggunakan glikogen untuk bertahan hidup," kata dia menerangkan.Â
Jadi, pastikan Anda membawa bekal minum yang cukup saat akan mendaki gunung, ya!