Liputan6.com, Jakarta Badan Urusan Logistik Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan adanya beras kualitas bagus atau premium yang dijual murah.
"Beras kualitas bagus biasanya dijual dengan harga mahal atau lebih tinggi dari beras medium. Namun kalau beras bagus dijual murah, beras itu patut dicurigai sebagai beras palsu atau plastik seperti yang marak diberitakan dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono seperti dikutip dari Antara di Purwokerto, ditulis Jumat (22/5/2015).
Kendati belum mengetahui secara langsung wujud beras plastik, dia mengatakan bahwa berdasarkan pemberitaan, beras palsu itu memiliki ciri seperti beras kualitas premium yang sosohnya mencapai 100 persen.
Advertisement
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) beserta pemerintah kabupaten di wilayah kerja Bulog Banyumas yang meliputi Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap untuk menyosialisasikan ciri-ciri beras plastik kepada masyarakat.
Disinggung mengenai kemungkinan beras plastik akan tercampur dengan beras lokal hasil pengadaan Bulog, dia mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena harus melalui seleksi yang cukup ketat.
"Beras lokal yang masuk ke gudang Bulog sosohnya 95 persen sehingga kelihatan putih kecokelatan sehingga kalau ada yang mencapai 100 persen, kami akan curiga karena HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp7.300 per kilogram. Padahal kalau beras yang sosohnya di atas 95 persen hingga 100 persen, harganya pasti lebih tinggi, sekitar Rp9.000-Rp10.000 per kilogram," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan penelitian jika ditemukan adanya beras yang mencurigakan di gudang Bulog.
Dengan demikian, kata dia, beras hasil pengadaan Bulog dipastikan tidak akan tercampur beras plastik.
"Insya Allah yang paling aman dan nyaman, beli beras di BulogMart," ujarnya.
Disinggung mengenai realisasi pengadaan beras yang dilakukan Bulog Banyumas, Wastono mengatakan bahwa hingga saat ini telah mencapai kisaran 19.000 ton setara beras dari prognosa tahun 2015 yang telah direvisi menjadi 62.000 ton.
Menurut dia, Bulog Banyumas dalam prognosa awal ditargetkan menyerap beras sebesar 85.000 ton namun direvisi menjadi 62.000 ton.
"Kami optimistis pada bulan Juli bisa mencapai 50 persen dari prognosa," katanya.