Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari Anda mungkin telah mengetahui sarang burung walet. Terbentuk dari air liur burung walet yang mengering, khasiat sarang burung walet (Collocalia fuciphaga) cukup terkenal di dunia. Sejumlah penelitian juga menemukan, sarang burung walet mengandung 200 glikonutrien yang memiliki fungsi utama meregenerasi sel tubuh.
Pemerhati gaya hidup dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt mengatakan, sarang burung walet telah dikenal sejak tahun 1589, ketika Jendral Cheng Ho berlayar ke Asia Tenggara dan membawa makanan ini dari Indonesia sebagai hadiah kepada Kaisar Dinasti Ming. Beberapa peneliti bahkan menyatakan, sarang burung walet telah dikonsumsi sejak 1.000 tahun lalu saat kekaisaran Dinasti Tang (618-907 SM).
"Sarang burung walet sering dikaitkan dengan manfaat kesehatannya yang dapat meregenerasi sel dan melawan penyakit. Di dalamnya mengandung asam amino dan mengandung hormon testoteron dan estrogen," kata Grace di acara `Brand's Jakarta Health Week`, Sabtu (23/5/2015).
Selain itu, kata Grace, sarang burung walet (edible bird nest) dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan paru-paru serta menjaga kesehatan kulit. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa sarang burung walet mampu membantu menetralkan infuenza, menyembuhkan luka, membuat tulang lebih kuat, dan sangat baik bagi kekebalan tubuh.
"Sarang burung walet ini bisa membantu produksi Epidermal Growth Factor (EGF) yang bisa mencerahkan kulit. Jadi bermanfaat sekali bagi Anda yang ingin menunda penuaan," katanya.
Meski demikian, Grace menambahkan, sarang burung walet sejauh ini masih disebut sebagai suplemen dan bukan obat sehingga belum ada literatur yang jelas berapa banyak kita harus mengonsumsinya.
Manfaat Sarang Burung Walet untuk Kulit dan Paru-Paru
Sarang burung walet mengandung 200 glikonutrien yang berfungsi terutama untuk meregenerasi sel tubuh.
Advertisement
Kredit