Sukses

Hancurkan Lingkaran Kemiskinan pada Anak-anak

Masyarakat internasional mesti meningkatkan keinginan mereka untuk menghancurkan "lingkaran kemiskinan" bagi anak-anak

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat internasional mesti meningkatkan keinginan mereka untuk menghancurkan "lingkaran kemiskinan" bagi anak-anak yang tinggal di wilayah miskin dan yang terpengaruh konflik di seluruh dunia agar bisa memberi generasi muda kesempatan untuk berjuang.

"Kemiskinan memukul anak-anak dengan sangat keras, dan melucuti apa yang mereka perlukan untuk bertahan hidup, membangun dan berjuang," kata Paloma Escudero, Direktur Komunikasi Dana Anak PBB (UNICEF), kepada Xinhua.

Saat menyatakan bahwa anak yang paling miskin cenderung kekurangan layanan perawatan kesehatan, pendidikan dan gizi yang memadai, Escudero mengatakan kemerostowan itu memerangkap mereka di dalam lingkaran kemiskinan antargenerasi.

"Mereka memiliki peluang yang lebih sedikit untuk belajar atau pendidikan mereka terganggu oleh penyakit sehingga mereka mendapat pekerjaan dengan bayaran yang lebih rendah saat mereka dewasa. Jadi masa kanak-kanak mereka juga dilucuti dan lingkaran tersebut tak pernah berujung,"ujar Escudero.

Menurut data Bank Dunia, lebih dari satu miliar anak di seluruh dunia hidup di bawah tingkat penghasilan dasar (1,25 dolar AS per hari) dan rata-rata separuh dari mereka, sebanyak 569 juta, berusia 18 tahun atau lebih muda lagi.

Sehubungan dengan itu, Escudero mengatakan untuk menjangkau anak-anak yang paling miskin, masyarakat internasional mesti melintasi definisi ketat mengenai kemiskinan agar bisa mengukur tindakan seperti akses ke gizi, sistem pendidikan dan perlindungan sosial.

UNICEF melaporkan hampir separuh kematian di kalangan anak-anak yang berusia di bawah lima tahun disebabkan oleh gizi buruk dan hilangnya tiga juta nyawa anak-anak setiap tahun.

"Tapi selain kematian pada anak-anak, gizi buruk benar-benar menghancurkan," kata Escudero, seperti dikutip Xinhua. Ia menjelaskan gizi buruk pada 1.000 hari pertama kehidupan anak-anak dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, kondisi yang tak bisa diubah dan merusak intelektual, membunuh produktivitas dan menyebar kemiskinan.

"Data kami memperlihatkan pertumbuhan sebanyak 161 juta anak yang berusia di bawah lima tahun terhambat rata-rata satu dari empat anak di seluruh dunia," katanya. Ia menambahkan kondisi tersebut secara dramatis membuat lemah kemampuan mereka untuk belajar, memperoleh hasil yang memadai dan menghambat pertumbuhan masyarakat mereka.

Untungnya, katanya, ada campur tangan yang terbukti berhasil untuk mengurangi kekerdilan, termasuk peningkatan gizi kaum perempuan, pemberian ASI secara dini dan eksklusif ditambah makanan pelengkap yang tepat waktu, pemberian vitamin dan mineral penting, seperti iodine, besi, vitamin A dan B, kata Escudereo.

Pendidikan adalah faktor penting lain dalam penghapusan kemiskinan bagi anak-anak dan membantu mereka mewujudkan pembangunan individu, kata Escudero. Lebih dari 1,8 juta anak usia sekolah dasar putus-sekolah di Sudan, katanya.