Liputan6.com, Jakarta Mengidap penyakit semasa kecil membuat wanita yang tak disebutkan namanya ini terpaksa harus kehilangan sebagian ovariumnya. Namun di usia dewasa, ia membuat sebuah keajaiban yaitu melahirkan seorang bayi.
Ketika usia 11 tahun, ia menderita kelainan pada sel-sel darah hingga harus menjalani kemoterapi. Tenaga medis mengangkat jaringan ovarium kanannya untuk menyelamatkan nyawanya.
Setelah satu dekade berselang, wanita kelahiran Kongo itu mengatakan pada dokter jika ia ingin menjadi seorang ibu. Paramedis yang dipimpin oleh Dr Isabelle Demeestere, seorang ginekolog di Rumah Sakit Erasme di Brussels mencoba mewujudkannya melalu terapi hormon dan pencangkokan ovarium.Â
Advertisement
Jaringan ovarium yang dibekukan waktu kecil, dicairkan oleh Dr Isabella untuk pencangkokan ovarium. Jaringan transplatasi ini dimulai dengan menanamkan hormon dan folikel untuk tempat tumbuhnya sel telur.Â
Setelah 5 bulan melakukan pencangkokan, wanita itu pun mengalami menstruasi. Tak hanya itu, dua tahun kemudian di usianya yang ke-27, ia berhasil mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang ibu. Ia melahirkan anak yang sehat dengan berat 3,1 kg.
"Ini merupakan terobosan baru untuk pengobatan pada anak-anak yang kehilangan ovariumnya untuk mendapatkan kehidupan yang baik di masa depan," ujar Dr Isabella seperti yang dikutip Mirror, Kamis (11/6/2016).
Ia juga menambahkan, ketika seseorang didiagnosis dengan penyakit yang parah di mana pengobatannya dapat merusak ovarium, pilihan terbaik adalah dengan membekukan jaringan ovarium untuk menjaga kesuburan. (Yasmine)