Liputan6.com, Jakarta Apa yang sebenarnya perlu dilakukan agar tidak lemas saat menjalani puasa? Pertanyaan ini kerap membuat orang penasaran jelang puasa Ramadan. Lantas apakah Anda sudah memaknai puasa dengan benar?
Hipnoterapis klinis dan penulis buku Quantum Slimming, Kristin Liu, CCH mengatakan, banyak orang memaknai puasa hanya menahan lapar dan haus. Sedangkan menahan hawa nafsu tidak dijalaninya dengan serius. Akhirnya, segala aktivitas rutin yang tidak perlu masih dilakukan saat Ramadan.
"Semua agama mengajarkan puasa, tak terkecuali muslim yang memiliki waktu khusus saat Ramadan. Hanya saja, tiap agama memiliki cara berbeda dalam menjalaninya. Tapi ada satu kesamaan, ada jam ibadah yang ditambah untuk menahan hawa nafsu," kata Kristin saat diwawancarai Liputan6.com, ditulis Rabu (17/6/2015).
Lebih lanjut, Kristin menyontohkan, dalam puasa agama Kristen ada puasa doa. Di agama Budha, jam meditasi di sela-sela puasa ditambah untuk menenangkan pikiran. Sedangkan Islam, ada tarawih untuk mengurangi pikiran negatif setelah berbuka.
"Ingat pikiran kita bekerja hanya satu arah. Ketika kesempatan berpikir buruk berkurang, maka kita bisa memaknai puasa. Tapi nyatanya apa? Banyak orang skip tarawih. Dia melakukan aktivitas biasa dan tidak mengelola pikirannya dengan baik. Hal ini membuat tubuhnya terancam. Sama kayak ketika kita kehabisan barang, kita akan isi terus sampai penuh. Saat berbuka, tubuh yang terancam lapar, akan membuat kita makan lebih banyak. Lalu apa yang terjadi? Makanan yang harusnya menjadi energi malah menumpuk menjadi lemak yang membahayakan kesehatan," ujar Kristin.
Jadi, apakah puasa buruk? Tentu saja tidak. Kristin menegaskan, yang harus diperbaiki saat puasa adalah menambah produksi pikiran positif.
"Mengapa Islam mengajarkan puasa, tarawih, perbanyak membaca Al-Qur'an? Hal ini sudah diketahui manfaatnya sejak zaman dulu. Saat kita khusyuk ibadah, maka pikiran negatif yang menyita energi akan hilang. Tubuh akan lebih kuat dan sehat saat puasa. Tubuh kita ini canggih dan pintar, untuk itu Anda harus percaya," pungkasnya.
Tentu dengan begitu, kita bisa makin dekat dengan Sang Pencipta.