Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Demam Berdarah se-ASEAN 2015 dan Menuju Jakarta Bebas Demam Berdarah Dengue (DBD), Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok melepas bus penyuluhan DBD atau bus Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang rencananya akan berkeliling Jakarta.
"Dengan mengucapkan rasa syukur pada Tuhan yang Maha Esa, saya lepas bus Jumantik ini," ujar Ahok sambil mengibarkan bendera sebagai simbol pelepasan di Balaikota, Jakarta, Senin (15/6/2015).Â
Advertisement
Menurut Ahok, penyuluhan tersebut sangat penting, terlebih lagi untuk kalangan menengah ke atas. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mendukung pencegahan DBD di Jakarta.
"Kita terima kasih kepada Kemenkes dan Dinas Kesehatan DKI serta Sanofi (PT Sanofi-Aventis Indonesia) yang mendukung program ini. Kita betul-betul ingin bisa masuk ke masyarakat kelas menengah ke atas. Pasalnya, DBD ini kan berada di air bersih. Justru di kalangan menengah ke atas itu yang tinggal di apartemen enggan diberikan penyuluhan. Karena itu dengan adanya bus ini, kita bisa lakukan sosialisasi," tutur Ahok.
Menurut Ahok, nantinya pengawasan sosialisasi tersebut akan diawasi oleh lurah. Selain itu, dalam waktu 4 bulan, bus tersebut juga akan terus keliling DKI Jakarta.
"Lurah yang bertanggung jawab untuk soal ini. Kami sudah tugaskan setiap lurah untuk tanggung jawab. Kita betul-betul ingin Jakarta bebas DBD. Bus ini akan terus 4 bulan sosialisaikan (BDB). Banyak orang enggak sadar aja kalo diambil darahnya. Saya aja Gubernur kena DBD," tutur Ahok.Â
Sementara itu, Presiden Direktur Sanofi Indonesia Eric Ng, juga menjelaskan bus Jumantik tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat DKI Jakarta.
"Kami dari Sanofi dengan adanya sambutan dari Gubernur DKI Jakarta yang melaunching bus yang akan keliling Jakarta ini, akan memberikan kepedulian, memberikan pendidikan dalam rangka menyambut Hari Demam Berdarah se-ASEAN 2015 untuk menjelaskan bahayanya demam berdarah," tutur Eric.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto menegaskan bus ini menjadi perhatian Pemprov DKI untuk bisa menembus tempat elit khususnya. Pasalnya, hingga sekarang sulit untuk masuk ke sana, supaya benar-benar bebas DBD tahun 2020.
"Sebenarnya ini sudah 50 persen turun dari kemarin. Tapi kami mau coba memprogramkan penyuluhan ini karena kami gak bisa masuk itu adalah ke tempat-tempat daerah-daerah elit. Kami mau cari cara bagaimana memberi penyuluhan ke daerah-daerah elit," jelas dia.