Sukses

14 Jenis Kekerasan Anak dari Keluarga

Tidak hanya berupa tindakan, tanpa disadari ucapan yang terlontar dari mulut orangtua juga merupakan suatu tindak kekerasan.

Liputan6.com, Jakarta Empat belas jenis kekerasan diterima seorang anak dari orangtua setiap hari. Tidak hanya berupa tindakan, tanpa disadari ucapan yang terlontar dari mulut orangtua juga merupakan suatu tindak kekerasan. 

Berikut 14 jenis kekerasan yang diterima anak dari lingkungan keluarga, hasil monitoring dan evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dikutip Health Liputan6.com pada Selasa (16/6/2015).

1. Menjewer

2. Mencubit

3. Menendang

4. Memukul dengan tangan

5. Memukul dengan benda

6. Menghukum hingga jatuh sakit dan pingsan

7. Melukai dengan benda berbahaya

8. Kekerasan fisik lain

9. Membandingkan anak dengan saudara atau anak lain

10. Membentak dengan suara keras dan kasar

11. Menghina di hadapan teman atau orang lain

12. Menyebut anak bodoh, pemalas, nakal, dan sebagainya.

13. Mencap anak dengan sebutan yang jelek dan jahat

14. Kekerasan psikis lain

Hakikatnya, orangtua bertugas melindungi anak dari segala bentuk kekerasan yang berasal dari luar lingkungan keluarga. Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Anak mendapat perlakukan tidak menyenangkan di dalam rumah. 

2 dari 2 halaman

2 Faktor Pemicu Kekerasan pada Anak

Beragam alasan memicu terjadinya kekerasan pada anak dari keluarga terdekat. UNICEF berpandangan, munculnya tindak kekerasan pada anak terjadi karena 2 faktor, yang berasal dari orangtua dan anak itu sendiri.

1. Orangtua pernah jadi korban penganiayaan dan terpapar oleh kekerasan di dalam rumah. Misalnya, dulu kerap dipukuli karena memiliki orangtua yang stres, berpenghasilan pas-pasan, pengguna obat-obatan terlarang, atau mungkin mengalami gangguan jiwa. Dampaknya, mereka jadi trauma, dan berniat melakukan hal yang sama agar anaknya turut merasakan apa yang pernah dirasakannya.

2. Anak yang prematur, anak yang retardasi mental, anak yang cacat fisik, anak yang suka menangis, dan anak yang terlalu banyak menuntut namun tak pernah menghasilkan apa-apa yang dapat dibanggakan.