Liputan6.com, Jakarta
Agar terlihat cantik, kebanyakan wanita mencukur bulu (rambu) ketiak. Namun, ini adalah langkah yang salah. Itulah pesan yang ingin disampaikan aktivis feminis Xiao Yue, 26, yang menjadi pendiri kontes bulu ketiak di China (2015 Armpit Hair Competition).
Â
Xiao menyalahkan pengaruh Barat, pengiklan dan produsen produk perawatan yang membuat munculnya tren cukur bulu ketiak. "Perempuan dengan rambut ketiak dianggap ofensif, kasar, dan tidak lincah? Kenapa itu membuat orang tidak nyaman. Perempuan berbulu ketiak bisa menggemaskan, menarik, lucu, seksi, serius, konotatif dan selalu berubah," kata Xiao seperti dikutip shanghaiist, Senin (15/6/2015).
Â
Percaya atau tidak, praktik wanita mencukur rambut ketiak di Amerika Serikat sekitar seabad lamanya. Sebelumnya, sekitar tahun 1915, masyarakat tidak berharap wanita mencukur bulu ketiak.
Â
Menurut Xiao, konsep rambut ketiak botak tidak ditemukan di China hingga 1990-an dan kini praktik tersebut disebarkan oleh media dan pengiklan untuk mempromosikan iklan krim pencukur rambut ketiak dengan iming-iming ketiak tanpa bulu membuat wanita lebih cantik.
Â
Untung, para perempuan China berbondong-bondong dengan bangganya memamerkan foto rambut ketiak mereka di internet dalam Kompetisi rambut ketiak 2015.
Â
Kontestan yang ikut lumayan banyak, namun kurang dari 100 foto yang masuk. Juri kemudian akan menilai berdasarkan keindahan, kepercayaan diri kontestan, dan orisinalitas foto. Dan hadiah akan diberikan untuk foto yang paling berkarakteristik, indah, dan percaya diri dalam menampilkan rambut ketiak secara online.Â
Â
Kompetisi dimulai di Weibo pada 26 Mei dan berakhir pada tanggal 26 Juni dengan mengirimkan foto dengan Hashtag#WomensArmpitHairCompetition.
Â
Pemenang pertama akan menerima 100 kondom, kedua mendapat vibrator dan pemenang tempat ketiga beruntung mendapat 10 perangkat buang air kecil untuk perempuan. (Melly F)