Sukses

Kasus Gizi Buruk di NTT Mulai Membaik

Sekitar 1.910 kasus gizi buruk tanpa tanda klinis Marasmus Kwashiorkor (MK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai membaik

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 1.910 kasus gizi buruk tanpa tanda klinis Marasmus Kwashiorkor (MK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai membaik. Mereka telah mendapat perawatan sesuai standar, baik dirawat inap maupun rawat jalan.

Direktur Bina Gizi Kemenkes Ir. Doddy Izwardi yang diterima Pusat Komunikasi Publik Kemenkes mengatakan, 6 kasus dengan tanda klinis MK telah dirawat di Terapeutic Feeding Center (TFC) Atambua dan 1 kasus dirawat di RS Naibonak, Kupang 1 orang, kini telah sembuh dan kembali ke rumah. Adapun 1 kasus dirawat di RS Kefamenanu, Timur Tengah Selatan, meninggal. 

Menurut Doddy, ada 1.918 kasus gizi buruk di Provinsi NTT yang disebabkan oleh banyak faktor seperti:

- Akses terhadap sanitasi dan sumber air bersih masih sangat kurang

- Tingginya indeks penyakit yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan seperti kasus pneumonia, diare dan ISPA pada Balita masih tinggi

- Kurangnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan buang air besar di jamban

- Kondisi geografis yang menyulitkan masyarakat menjangkau fasilitas kesehatan dan sebaliknya tenaga kesehatan sulit menjangkau masyarakat serta masih kurangnya tenaga kesehatan.

"Ini tentu memerlukan dukungan dari segenap lapisan masyarakat seperti PKK, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Bila menemukan kasus, agar segera dibawa ke TFC atau Community Feeding Centre (CFC)," kata Doddy dalam keterangan pers, Jumat (26/6/2015).

  • Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis, merupakan salah satu bentuk malnutrisi.

    Gizi Buruk