Sukses

Mensos Ajak 6.559 Mahasiswa KKN Berdoa untuk Korban Hercules

Implementasi butir ketiga nawacita, membangun Indonesia dari pinggiran dilakukan Kementerian Sosial dengan menggandeng 14 perguruan tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Implementasi butir ketiga nawacita, membangun Indonesia dari pinggiran dilakukan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mengembangkan desa sejahtera mandiri dengan menggandeng 14 perguruan tinggi.

“Kami menggandeng perguruan tinggi untuk mengimplementasikan butir ketiga nawacita, membangun Indonesia dari pinggiran, perbatasan dan kawasan terpencil,” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa usai melepas 6.559 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di kampus UGM Yogyakarta, Rabu (1/7/2015). 

Foto: Humas Kemsos RI

Sebelumnya, Mensos mengajak ribuan mahasiswa untuk berdoa bagi para korban musibah jatuhnya pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara di Medan, Sumatera Utara, demikian siaran pers dari Humas Kemsos yang diterima Health-Liputan6.com, Kamis (2/7/2015).

“Di bulan yang berkah ini, marilah berdoa bagi para korban musibah jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, ” ajaknya.

Ke-14 perguruan tinggi itu adalah STKS Bandung, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Gadjah Mada, Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Malang.

Juga, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Jember, IAIN Antasari Banjarmasin, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Andalas, serta Universitas Jambi.

“Pada 7 Mei lalu, Kemensos melakukan penandatangan nota kesepahaman atau MoU dengan 14 perguruan tinggi. Acara pelepaan ini merupakan ketiga kalinya setelah Universitas Negeri Malang dan Universitas Hasanuddin, ” tandasnya. 

Foto: Humas Kemsos RI

Dalam pelaksanaan di lokasi KKN, para mahasiswa bisa menyapa dan mendeteksi kebutuhan dasar masyarakat, seperti kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK), sarana lingkungan (sarling), rumah layak huni, peningkatan ekonomi warga dan fasilitas jalan.

“Sapaan mahasiwa KKN di lokasi bisa ditindaklanjuti Kemensos dengan menyediakan MCK, sarling, rumah layak huni, peningakatan ekonomi dan fasilitas jalan, ” ujarnya.

Selain itu, mereka bisa berperan sebagai agen perubahan sosial, menguatkan NKRI dan Merah Putih, meneguhkan kohesivitas sosial, membangun kemandirian dan kegotongroyongan.

“Peran strategis mahasiswa KKN bisa berfungsi sebagai agen perubahan sosial. Varian-varian pembangunan tidak mudah ditangani pemerintah pusat dan daerah dengan peran perguruan tinggi bisa bersinergi secara tripartit dalam penyapaan dan penanganan perbatasan, ” ucapnya.

Dengan sinergitas tripartit tersebut, satu titik lokasi bisa digarap tiga tahun dan ditambah setahun. Pada intervensi pembangunan berkelanjutan di daerah perbatasan disiapkan 13 program disesuaikan kebutuhan setempat.

“Para mahasiswa KKN bisa melakukan pengawalan, monitoring dan memantau program yang dijalankan pemerintah dan bagi dosen pembimbing berkomunikasi dengan Kemensos untuk menginventarisir berbagai temuan di lapangan, ” ujarnya.