Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moelek membantah bila dikatakan tidak responsif terkait laporan pembalut berbahaya. Menurut dia, selama ini tidak ada standar internasional untuk klorin.
"Kita sudah beberapa kali memberi tanggapan. Mungkin besok kita ingin temui Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)," katanya saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Dimintai tanggapan terkait laporan masyarakat yang merasa iritasi atau gatal-gatal, Menkes mengatakan kondisi ini berbeda setiap orang. "Ada orang yang sensitif terhadap bahan tertentu. Jadi mungkin penggunaannya yang salah, misalnya tidak mengganti dalam waktu lama."
Advertisement
Sebelumnya, YLKI menemukan bahan berbahaya klorin pada 9 kali pembalut dan 7 pantyliner. Penelitian ini dilakukan dari Desember 2014-Januari 2015 ini dilakukan di laboratorium TUV NORD Indonesia yang telah terakreditasi.